SEMARANG (Independensi.com) – Dalam kesempatan ekspor beberapa komoditas pertanian di Semarang, Kamis (21/8), Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menunjukkan pesatnya kemajuan digitalisasi layanan pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian dalam mendukung ekspor.
“Ini adalah instruksi Menteri Pertanian untuk mempercepat layanan. Barantan berkomitmen untuk memberikan model serta solusi secara berkelanjutan dengan digitalisasi layanan,” kata Jamil.
Pada pelepasan ekspor kali ini ditayangkan permohonan pemeriksaan karantina pertanian secara online pada aplikasi IQFAST. Dari demo ini terlihat rata-rata sertifikasi ekspor impor komoditas pertanian di Karantina Pertanian Semarang sebanyak 1.000 pemohon per bulan.
Jamil secara singkat juga bercerita soal Aplikasi peta potensi komoditas pertanian berorientasi ekspor, atau IMACE yang telah digagas oleh Barantan. Menurut Jamil aplikasi ini tengah digalakkan ke seluruh provinsi, harapannya aplikasi ini dapat digunakan sebagai landasan kebijakan pembangunan pertanian berorientasi ekspor dengan berbasiskan kawasan.
“pemerintah daerah dapat memanfaatkan peta ini untuk mengembangkan potensi wilayah dan kami pun akan lebih mudah memfasilitasi ekspornya,” tegas Jamil.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memberikan apresiasi kepada Kementan yang telah memberikan layanan khusus pada komoditas pertanian asal Jateng untuk dapat diekspor ke mancanegara.
Ganjar juga mengapresiasi para eksportir yang sudah melakukan upaya agar komoditas pertanian Jateng bisa tembus pasar Internasional.
Saat dibuka dialog, Narno, eksportir daun cincau, menyampaikan bahwa kendala yang dihadapinya saat ini ada pada luasan lahan yang dapat ditanami tanaman cincau. Ia meminta agar Gubernur dapat memfasilitasi lahan perhutani di daerah Banjarnegara agar dapat dimanfaatkan untuk budidaya cincau.
Dan Gubernur pun langsung memberikan solusi dengan menjanjikan dalam waktu segera memberikan fasilitasi pertemuan dengan Perhutani. Ini ada potensi ekspor dan harus kita tangkap, tegasnya.