JAKARTA (IndependensI.com) – Pembalap asal Prancis, Thomas Lebas tampil sebagai juara umum dan raja tanjakan pada etape terakhir balap sepeda Tour d’Indonesia 2019 di Geopark Batur, Bali, Jumat (23/8/2019).
Meskipun pada etape lima, Lebas berselisih lebih dari empat menit dari pembalap terdepan posisi pembalap yang memperkuat Kinan Cycling Jepang itu tak tergoyahkan di klasemen umum. Hal itu terjadi karena saingan terberatnya, Angus Lyons Oliver’s Real Food, tiba di finis dalam peleton yang sama dengan Lebas dan mencatatkan waktu tempuh yang sama pula.
Lebas menjadi juara umum dengan catatan akumulasi waktu lima etape selama 20 jam 07 menit 32 detik dan berhak dengan hadiah uang senilai US$ 1.800. Lyons di tempat kedua dengan selisih 1,31 menit dan Jeroen Meijers di posisi ketiga dengan selisih 1,46 menit.
Dari awal lomba memang sudah diperkirakan kalau Lebas tidak akan ngotot berada di posisi terdepan pada etape terakhir ini. Saat bendera start dikibarkan di Gilimanuk, Lebas dibantu rekan-rekan satu timnya terus mengawasi pergerakan Lyons. Alhasil kedua pebalap itu selalu berada dalam satu rombongan. “Seperti itu lah strateginya,” kata Lebas seperti dikutip dari Antara.
Lebas yang dalam lima etape tak pernah sekalipun menjadi juara pertama, mengaku memang tak terlalu berambisi memenangi etape terakhir. Ia hanya berusaha untuk konsisten berada di peleton terdepan dalam setiap etape. Menurut Lebas, keberhasilannya meraih gelar juara umum memang banyak terbantu oleh strategi yang diterapkan timnya, Kinan Cycling, sejak etape pertama.
“Kerja sama tim sangat menentukan. Lomba ini sangat menarik, dan persaingan sangat ketat hingga akhir etape. Beruntung saya berada di tim yang solid. Ini kemenangan tim juga,” kata Lebas. Selain meraih gelar juara umum, Lebas juga dinobatkan sebagai raja tanjakan pada balap sepeda level 2.1 UCI itu.
Lebas juga berhak dengan Jersey biru setelah meraih poin 63. Tempat kedua diduduki Amir Kolahdozagh (Taiyuan Miogee Cycling Team) yang memiliki poin 53, dan tempat ketiga Benjamin Dyball (Sapura Cycling Team) dengan 47 poin.
Dyball sendiri pada etape terakhir tampil sebagai juara dengan catatan waktu 3:36:25, unggul satu menit dari Jaroen Meijers. Tempat ketiga diduduki
Amir Kolahdozagh (Taiyuan Miogee Cycling Team) 4,58 menit di belakang Dyball.
Tambah Etape
Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) akan menambah etape pada Tour d’Indonesia tahun depan menjadi enam hingga tujuh etape. Balapan Tour d’Indonesia 2019 yang berjarak 825,2 km terdiri dari lima etape. Jumlah ini lebih banyak satu etape dibanding Tour d’Indonesia 2018.
“Melihat keberhasilan tahun ini dan antusias berbagai pihak, kita berharap untuk Tour d’Indonesia tahun depan bisa menambah etape hingga menjadi enam atau tujuh etape,” kata Ketua Umum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari. Pria yang akrab disapa Okto ini menambahkan, Tour d’Indonesia adalah lomba balap sepeda jalan raya paling bergengsi di Indonesia dan selayaknya untuk terus ditingkatkan levelnya. “Tour d’Indonesia ini menjadi barometer prestasi balap sepeda kita. Oleh karena itu dari tahun ke tahun harus ditingkatkan,” imbuh Okto.
Menurut Okto, sangat mungkin Tour d’Indonesia ini dinaikan levelnya sehingga setara dengan kejuaraan balap sepeda lain seperti Le Tour de Langkawi di Malaysia. “TdI tahun ini masih level 2.1 UCI. Target kami bisa setara dengan Tour de Langkawi yaitu 2. HC (Hors Class). Memang tak mudah dan harus kerja keras,” katanya.
Untuk naik ke level itu, banyak yang harus ditingkatkan. Dari sisi peserta misalnya, tidak hanya diikuti level continental, tapi juga harus melibatkan tim pro-continental dan world tour. Begitu juga dengan perangkat pendukung, seperti fasilitas juga harus disesuaikan dengan level kejuaraan.
Tour d’Indonesia 2019 merupakan balapan yang kedua dengan level 2.1 UCI dan saat ini menjadi kejuaraan tertinggi di Indonesia. Selain Tour d’Indonesia, di Tanah Air ada juga Tour de Singkarak dan Tour de Ijen Banyuwangi. Namun, levelnya baru 2.2 UCI. Sebelumnya juga ada Tour de Flores yang terakhir diselenggarakan pada 2017.