Tiga Wanita Sumber Kekuatan Ridwan Kamil Saat Bekerja

Loading

BANDUNG (IndependensI.com) – Ungkapan ada wanita hebat di balik kesuksesan seorang pria berlaku bagi Ridwan Kamil. Sosok Gubernur Jawa Barat (Jabar) ini mengaku, ada tiga wanita yang mendorong kesuksesan dan menguatkannya untuk menjadi lelaki hebat.

Pertama, tidak lain tidak bukan adalah sang ibu, Tjutju Sukaesih atau yang kerap dipanggil Macih. Menurut Emil –begitu Ridwan Kamil disapa, nasihat Macih membuat dirinya bisa berdiri tegak dan berpidato di atas panggung.

Emil juga selalu mengingat nasihat sang ibu dalam pengambilan keputusan terkait pekerjaannya sebagai orang nomor satu di provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia ini.

“Nasihat ibu selalu jadi referensi utama. Saya selalu ingat nasihat ibu saya, jadilah manusia terbaik yang manfaatnya paling banyak,” kata Emil saat menghadiri pengajian Majlis Taklim (MT) Pakuan Juara, Minggu (6/10/2019).

“Sehingga saya sekarang mengambil keputusan (berdasarkan) kebermanfaatan yang mana yang paling banyak,” tambah Emil yang menyebut sang ibu sebagai mentor dan energi hidupnya itu.

Salah satu momen di mana Emil sangat bersandar pada nasihat ibunya adalah saat berniat mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bandung. Hingga kini menjabat gubernur, Emil pun masih terus meminta restu dan arahan dari sang ibu.

Wanita kedua, lanjut Emil, adalah Nomi, sosok ibu mertua alias ibu dari gadis pilihan Emil yang kini menjadi istrinya. Emil mengatakan, dirinya memiliki strategi mendekati ibu dari gadis yang dicintainya.

Sosok yang terakhir disebut itulah yang merupakan wanita ketiga yang ada di balik kesuksesan Emil. Ialah Atalia Praratya Ridwan Kamil, istri tercinta yang dipanggil ‘Si Cinta’.

Menurut Emil, ketiga sosok wanita itulah yang setiap hari mendoakan dan mendorongnya untuk meraih kesuksesan. Tiga wanita itu pun menjadi sumber energi dan melahirkan ketenangan di tengah kepenatan Emil.

Selain itu, dalam pengajian kali ini, Emil juga menegaskan bahwa dirinya menganggap kekuasaan sebagai sarana atau alat untuk menebar kebaikan.

“Kekuasaan adalah dakwah terhebat. Karena keputusan dengan surat, tanda tangan, yang kita buat, kita berusaha menghadirkan perubahan yang maslahat,” tutup Emil. (Chs)