Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjadikan wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sebagai percontohan sentra produksi sapi, yang nantinya diharapkan bisa diterapkan pada daerah lain yang memiliki potensi serupa. Humas Kementan

Mentan: Kabupaten Pasuruan Percontohan Produksi Sapi

Loading

PASURUAN (Independensi.com) – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjadikan wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sebagai percontohan sentra produksi sapi, yang nantinya diharapkan bisa diterapkan pada daerah lain yang memiliki potensi serupa.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa dari total 700 ekor indukan sapi yang ada di Loka Penelitian (Lolit) Sapi Potong Kabupaten Pasuruan, berhasil bertambah menjadi 1.000 ekor sapi setelah dilakukan inseminasi buatan (IB).

“Prospeknya cukup bagus, oleh karena itu, saya uji coba di Kabupaten Pasuruan dan dijadikan percontohan,” kata Syahrul, di Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Jumat.

Saat ini Lolitsapi memiliki populasi sapi sebanyak 1000 ekor yang terdiri atas 550 sapi Peranakan Ongole (PO), 250 ekor sapi Madura dan 200 ekor sapi Bali.

Lolitsapi di Grati-Pasuruan ini merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang memiliki tugas untuk menghasilkan inovasi produksi bibit unggul sapi potong lokal. Lolitsapi ini juga sedang melakukan riset untuk pengembangan sapi Belgian Blue (BB) dan Sapi beranak Kembar. Sapi BB dilakukan melalui teknologi transfer embryo (TE) dan inseminasi buatan (IB) dengan induk sapi PO sejak tahun 2018.

Lolitsapi juga memberi berperan dan kontribusi terhadap Program UPSUS SIWAB melalui inovasi teknologi kit diagnosis kebuntingan dini dan suplementasi pakan berupa NUT-MB plus. Kit diagnosis kebuntingan dini mudah diaplikasikan di lapangan dan dapat dilakukan sendiri oleh peternak, mampu mendeteksi kebuntingan sapi mulai umur kebuntingan 15 hari dengan akurasi 85 – 90 %.

Syahrul mengungkapkan, berbagai teknologi yang tengah dikembangkan saat ini dapat segera diadopsi oleh masyarakat khususnya peternak, akselerasinya dapat dipercepat lewat kerjasama lintas sektor.

“Saya berharap bisa bicara dengan sektor lain seperti perbankan, untuk menggulirkan KUR yanga ada, harapan saya, kita uji coba untuk langsung bersentuhan dengan rakyat, kalau 100 itu diajarkan inseminasi buatan, tahun depan dia akan menjadi 200, saya sudah bicara dengan Danrem, Polres, Bupati dan Aggota DPR, untuk menjadikan contoh membangun kemampuan daging atau sapi yang ada di Indonesia” jelas Syahrul.

Sebagai upaya swasembada daging nasional, kedepan pola pengembangan sapi yang diterapkan di Lolit Sapi di Pasuruan ini dapat dicontoh oleh daerah lain.

“Kita bicara Pasuruan dulu, akan tetapi nantinya untuk semua daerah. Seharusnya semua Kabupaten mampu, tentu yang memiliki potensi” tutup Syahrul.