BEKASI (IndependensI.com)- Aliran Kali Bekasi yang merupakan perpaduan Kali Cileungsi dan Kali Cikeas yang berhulu dari Kabupaten Bogor, terus bermasalah. Selain limbah yang mengotori sungai, sampah pun menumpuk di aliran sungai alam itu.
Kini, untuk mengatasi sampah tersebut Pemerintah Kota Bekasi, dan Waste4Change, Senin (16/12/2019) melakukan penandatanganan nota kesepakatan bersama. Pembersihan sampah menggunakan See Hamster, perahu pembersih sungai buatan Jerman.
Pemilihan Sungai Bekasi sebagai lokasi percontohan untuk pembersihan sampah sungai menggunakan See Hamster, mengingat sampah yang dihasilkan Kota Bekasi mencapai 1,913 ton/hari dengan potensi sampah yang terbuang ke laut mencapai 775 ton/hari. Potensi jumlah sampah yang terbuang ke laut ini cukup fantastis jika dibandingkan dengan potensi jumlah sampah Ibu kota Jakarta yang terbuang ke laut yakni 356 ton/hari.
Didukung dan bekerja sama dengan dua stakeholder yang berkompeten dalam bidangnya, yaitu greencycle-schwarz dan one earth one ocean, Waste4Change melakukan studi terhadap jumlah sampah yang ada di sungai dan melakukan daur ulang sampah yang terkumpul.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui titik lokasi yang tepat di area Sungai Bekasi untuk melakukan pengumpulan sampah. Studi akan dilakukan pada tanggal 20 Januari 2020 s/d 28 Februari 2020 dibantu oleh Tim Dimas Lingkungan Hidup dan BMSDA Pemkot Bekasi. Sementara Pemkot Bekasi berkewajiban mengkoordinir Pasukan Katak serta mengangkut sampah residu.
Saat ini Waste4Change sedang fokus mengembangkan jasa untuk mengelola sampah lebih banyak lagi dan melakukan pendekatan ke beberapa kota serta kabupaten yang terbuka untuk bekerjasama dalam membersihkan sampah seperti Pemkot Bekasi.
Kami sangat senang diterima oleh Pemerintah Kota Bekasi dan akan berkolaborasi selama tiga tahun kedepan untuk membersihkan sampah di sungai Bekasi.
“Semoga dengan bantuan ini dapat memaksimalkan kinerja pasukannya tak dalam membersihkan sungai. Semoga bentuk kerjasama ini dapat menjadi pemantik untuk membersihkan sungai-sungai Indonesia lainnya agar tidak berkontribusi lebih banyak terhadap krisis marine debris yang saat ini kita alami,” ujar Mohamad Bijaksana Junerosano, Founder dan Managing Directory Waste4Change.
Sebelumnya, pembersihan sampah Sungai Bekasi dilakukan oleh Pasukan Katak Pemerintah Kota Bekasi menggunakan alat tradisional berupa jaring dan bambu. Keberadaan See Hamster ini, diharapkan dapat mempermudah Pasukan Katak dalam mengumpulkan sampah yang terbuang ke sungai. Ke depannya, Pasukan Katak akan diberi pelatihan secara khusus bagaimana mengoperasikan See Hamster.
“Kita akan berkolaborasi menggunakan kapal ini untuk mengambil sampah yang ada di sungai. Sementara ini, Kota Bekasi memproduksi sampah hampir 1.800 ton per harinya. Kemampuan pemerintah daerah untuk mengangkut dan mengolah hanya mencapai sekitar 1000 ton. Semoga dengan kerjasama ini, kita dapat membuat Kota Patriot sebagai wilayah percontohan dalam membersihkan sampah sungainya,” ujarnya. (jonder sihotang)