Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri dialog "Sulawesi Tenggara Economic Briefing 2020" yang digelar di Hotel Century Park, Jakarta, Jumat (14/2). Humas Kementan

Mentan SYL: Pertanian Sultra Kekuatan Ekonomi Indonesia Timur

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri dialog “Sulawesi Tenggara Economic Briefing 2020” yang digelar di Hotel Century Park, Jakarta, Jumat (14/2). Dalam acara ini, Mentan mengajak semua pihak untuk menjaga dan mengoptimalkan sumber daya alam Indonesia dengan kekuatan dan kelebihan yang dimiliki.

“Saya kira untuk menjadi negara miskin sangat mustahil terjadi karena kita memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah. Terutama potensi di Sulawesi Tenggara yang tidak kalah dengan potensi apa pun di belahan dunia,” ujarnya. Menurutnya, kekuatan pangan nantinya tumbuh dari Indonesia timur.

Mengenai hal ini, kata Mentan, pemerintah memiliki tugas untuk mengurus masyarakat agar memiliki moralitas yang tinggi dan mempunya kesejahteraan yang cukup.

Untuk itu, sektor pertanian merupakan pilar penting dan pilihan pasti yang dapat memutar roda perekonomian nasional. Lebih dari itu, sektor pertanian merupakan sektor yang paling resisten terhadap seluruh gejolak.

“Sebab semua manusia memiliki ketergantungan pada sektor pangan untuk bertahan hidup. Tapi yang terpenting adalah, pemerintah harus mampu bereaksi adaptif dan berkomunikasi dengan rakyat. Kemudian pemerintah harus bisa mencari solusi terkait masalah yang ada dengan melibatkan rakyat,” katanya.

Di samping itu, Mentan mengajak Gubernur dan para Bupati yang hadir, pentingnya mengembangkan produksi aspal untuk keperluan infrastruktur dan pertanian. Dalam hal ini, kata Mentan, produksi karet adalah solusi masa depan untuk memecahkan kebuntuan ekonomi nasional.

Seperti diketahui, Kementerian Pertanian sudah melakukan kerjasama dengan Kementerian PUPR terkait penggunaan karet sebagai salah satu campuran aspal jalan. Mentan mengatakan, pihaknya ingin mendorong hal ini karena berkaitan dengan fluktuasi harga karet yang sering terjadi.

“Lewat kebijakan ini, saya berharap serapan dan pemanfaatan karet dari petani menjadi lebih maksimal. Jadi, nantinya karet kita tidak bergantung lagi pada harga karet luar negeri atau global, kita bisa pakai karet sendiri untuk keperluan masyarakat. Seperti itulah menyelesaikan masalah,” tandasnya.

Selain itu, Mentan SYL menyebutkan banyak hal lain yang dapat dikembangkan Sultra, dan Kementan siap bekerjasama, mulai dari penyediaan KUR hingga bibit pertanian.(***) eft