Ilustrasi. Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution. (Ist)

Survei: Publik Terima Putra & Mantu Presiden Jokowi di Pilkada 2020

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Survei nasional teranyar dari Indobarometer menelurkan hasil bahwa publik bisa menerima putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya Bobby Nasution maju di Pilkada Serentak 2020.

Pada survei Indobarometer, 67,5 persen publik dapat menerima Gibran maju sebagai Calon Wali Kota Solo. Sedangkan yang tidak dapat menerima 23,7 persen.

“Sebanyak 67,5 persen publik dapat menerima jika Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi akan maju sebagai calon wali kota Solo,” ujar Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari memaparkan hasil survei di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (16/2).

Dijelaskan, alasan publik menerima Gibran maju adalah semua WNI berhak memilih dan dipilih (48,4 persen), hak ikut berdemokrasi (13,9 persen), dan tak masalah jika memenuhi syarat (13,7 persen).

Kemudian, Gibran melanjutkan Jokowi sebagai Wali Kota Solo (9,4 persen) serta Gibran dinilai punya kepribadian dan kemampuan yang baik (7,7 persen).

Sementara itu, alasan publik tak dapat menerima Gibran maju adalah Gibran belum berpengalaman dalam pemerintahan (37 persen), termasuk dinasti politik (28,1 persen), masih banyak calon yang lain yang lebih kompeten (12,3 persen), Gibran masih terlalu muda untuk walikota Solo (8,9 persen), serta dapat menimbulkan kontroversi di publik (6,8 persen).

Alasan Untuk Menantu Jokowi

Menurut survei Indobarometer, Bobby Nasution juga direstui publik untuk maju sebagai Calon Wali Kota Medan. 69,4 persen publik dapat menerima Bobby maju di Pilwakot Medan.

“Yang tidak dapat menerima sebanyak 21,9 persen,” kata Qodari.

Alasan publik menerima Bobby maju adalah karena semua warga negara Indonesia berhak memilih dan dipilih (49,5 persen), tidak masalah jika Bobby memenuhi syarat pencalonan (17,9 persen), hak ikut berdemokrasi (17,6 persen), Bobby mempunyai kepribadian dan kemampuan yang baik (5,7 persen), dan tidak melanggar hukum (2,9 persen).

Sedangkan, alasan tidak dapat menerima Bobby adalah karena termasuk dinasti politik (45,5 persen), Bobby belum berpengalaman dalam pemerintahan (28,4 persen), masih banyak calon yang lain yang lebih kompeten (11,4 persen), dapat menimbulkan kontroversi di publik (5,7 persen), dan sebaiknya tidak di jalur politik (4,5 persen).

Survei nasional Indobarometer ini dilaksanakan 9-15 Januari 2020. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dari seluruh Indonesia. Margin of error survei sebesar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.