JAKARTA (IndependensI.com) – Pemerintah telah menetapkan status bencana atas wabah Covid-19 hingga 29 Mei 2020 mendatang. Tentunya ini akan berdampak terhadap dunia usaha di Indonesia, termasuk pada sector bisnis waralaba.
Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Tri Raharjo mengungkapkan bahwa banyak pelaku bisnis waralaba, lisensi dan kemitraan di Indonesia telah merasakan dampak dari ancaman Covid-19 ini, terjadi penurunan omset yang sangat signifikan.
“Bahkan dari hasil diskusi saya dengan berbagai pelaku bisnis waralaba, sebagian diantaranya sudah menutup outletnya untuk menyikapi keamanan karyawan dan pelanggan guna menerapkan social distancing,” papar Tri.
Meski demikian, Tri menyarankan agar para pelaku bisnis waralaba tidak menyerah dan berusaha untuk tetap terus melangkah mencari solusi terbaik. Hal ini dilakukan agar bisnisnya tetap bertahan dan berjalan dengan baik meski dalam kondisi seperti ini.
“Menurut hemat saya, bisnis waralaba memerlukan rencana jangka pendek tiga bulan kedepan dan rencana hingga akhir tahun 2020. Tujuannya tentu supaya bisnis waralaba dapat bertahan baik franchisor maupun jaringan bisnisnya yang dimiliki franchisee atau mitra,” tambahnya.
Untuk itu, Tri memberikan beberapa tips sederhana yang bias diaplikasikan oleh pelaku bisnis waralaba di Indonesia dalam menghadapi pandemik Covid-19 ini. Apasaja?
Aspek Keuangan
Dari sisi aspek keuangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan posisi saldo saat ini dan dana cadangan operasional yang dimiliki aman hingga tiga bulan kedepan (Maret, April, Mei). Karena menurutnya, pemerintah mengumumkan status bencana Covid-19 inihingga 29 Mei 2020 mendatang.
Lalu lakukanlah perhitungan berapa biaya total pengeluaran operasional yang rutin baik yang sifatnya tetap atau variable. Misalnya, sebagai catatan bulan Mei nanti akan ada dana keluar untuk THR karyawan.
Selanjutnya lakukanlah perhitungan proyeksi pendapatan dari berbagai sumber seperti franchise fee, royalty fee, bahan baku dan lain-lain. Hitung dengan cermat dan melihat tren penurunan omset yang terjadi dari jaringan outlet mitra dan own outlet. Adakah potensi pendapatan lainnya yang bias didapat, misalkan dari penjualan online dan lain-lain.
Lakukanlah pengeluaran dengan bijak, biaya-biaya yang penting didahulukan dan yang sifatnya tidak mendesak sementara ditangguhkan jika memungkinkan.
“Dan yang tidak kalah penting dari aspek keuangan ini adalah control biaya bahan baku karena disaat terjadi krisis cenderung biaya bahan baku akan mengalami kenaikan yang sangat signifikan dan perlu diperhatikan pasokan bahan baku aman dikirim kejaringan bisnis anda,” kata Tri.
Aspek Pelanggan dan Marketing
Dari aspek pelanggan & marketing, pastikan keselamatan pelanggan dengan standar gerai yang bersih dan aman. Contohnya dengan pengecekan suhu terhadap pelanggan yang akan masuk, menyiapkan hand sanitizer di seluruh jaringan waralabanya dan jika ada area cuci tangan pastikan bersih dan berfungsi.
“Kalau bisa dibuatkan SOP khusus menghadapi bencana pandemik Covid-19 ini sebagai petunjuk untuk seluruh jaringan waralaba, untuk keamanan karyawan dan pelanggan,” ujarnya.
Langkah selanjutnya adalah melakukan program “Marketing In Crisis” buat program penjualan yang menarik yang dapat meningkatkan penjualan dan cash flow walaupun profitnya “tipis-tipis” dengan pembatasan waktu tertentu.
Lalu sampaikan program marketing yang simpatikakan bencana wabah Covid-19, misalnya dengan mengeluarkan program khusus delivery yang memudahkan pelanggan yang bekerja, sekolah dan beribadah di rumah dapat terlayani dengan baik.
Kemudian sampaikan aktivitas program “Marketing In Crisis” melalui sarana digital seperti website, sosial media, media digital, aplikasi chating, poster dan spanduk di masing-masing gerai dengan konten marketing yang simpatik.
“Kontrol dan meeting penjualan secara harian baik langsung atau melalui sarana komunikasi lainnya untuk memastikan pendapatan perusahaan sesuai dengan rencana, lakukan perbaikan program marketing secara cepat jika diperlukan,” kata Tri.
Aspek SDM
Terakhir adalah dari aspek SDM. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan edukasi terhadap karyawan akan pencegahan penularan virus Covid-19 dan timbulkan rasa tanggung jawab dan empatiakan krisis yang sedang terjadi serta sampaikan pula langkah-langkah penyelamatan bisnis menghadapi krisis yang diakibatkan dari bencana tersebut.
Selanjutnya lakukan tindakan secara baik dan bijak, jangan timbulkan kecemasan terhadap karyawan, jika situasi tidak memungkinkan lakukan opsi bekerja dari rumah.
“Gunakan sarana teknologi untuk memberikan laporan kerja, meeting online dan report lainnya untuk mempermudah komunikasi antar karyawan dan manajemen. Jika memang terpaksa harus bekerja dari rumah buatlah petunjuk teknis secara rinci supaya kinerja karyawan tetap terjaga dan key performance indicators (KPI) tercapai,” jelasnya.
Terakhir adalah selalu berdoa meminta perlindungan dari Tuhan, sebelum aktivitas dimulai secara harian dengan tujuan jalannya usaha akan dimudahkan dan mendapatkan solusi keluar dari krisis.
“Semoga langkah strategis dan tips bisnis yang saya sampaikan ini dapat bermanfaat bagi para pelaku usaha waralaba, lisensi dan kemitraan di seluruh wilayah Indonesia. Saya doakan semoga kita semua mampu melewati krisis ini secara baik,” tutup Tri.