PURBALINGGA (Independensi.com) – Musim panen raya masih terus berlangsung di sejumlah wilayah di tanah air salah satunya di kabupaten Purbalingga. Bupati Purbalingga,Jawa Tengah, Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan bahwa bantuan berupa benih padi yang bersertifikat dan berkualiatas dari Direktorat Jenderal Tanaman Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi menunjang utama meningkatnya hasil produksi petani kabupaten Purbalingga.
“Terima kasih atas batuan benih dari Kementerian Pertanian untuk mewujudkan ketersediaan benih bermutu dan bersertifikat di tingkat petani. Semoga bantuan benih ini dapat bergulir terus menerus kepada kelompok tani lain di wilayah kami,” kata Dyah, Minggu (19/04).
Bupati Purbalingga ini mengatakan bahwa panen raya padi yang sudah berlangsung di seluruh wilayah kabupaten seluas 876 ha yang tersebar di 18 kecamatan. Salah satu kecamatan yang memasuki panen raya pada minggu ke-2 April adalah kecamatan Karangreja.
Sebagian besar varietas yang ditanam adalah jenis Inpari 32 dan Ciherang dengan rata-rata produksi 7-8 Ton/Ha Gabah Kering Panen (GKP). Indek Pertanaman (IP) disini bisa mencapai 3 kali dalam setahun karena sawah irigasi tercukupi ketersediaan air.
“Pola tanam yang biasa mereka terapkan adalah padi-palawija-padi atau padi-padi-palawija,”ucapnya.
Dyah mengatakan bahwa Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga memprediksi panen minggu ke-4 April 2020 diperkirakan seluas 925 ha dengan produksi sebanyak 4.775 ton dengan asumsi produktivitas 7,4 Ton per Ha Gabah Kering Panen (GKP). Harga Gabah Kering Panen (GKP) saat ini ditingkat penebas sebesar Rp 3.800,- sd Rp 4.000,- per kilogramnya di tingkat penebas.
Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah sebesar Rp 3.700,00 sehingga harga lebih tinggi dengan selisih harga sebesar Rp 100,- sd Rp 300.- per kilogramnya dari HET Pemerintah. Menurutnya petani Purbalingga optimis untuk mewujudkan swasembada pangan dengan adanya sinergi dalam pendampingan budidaya pertanian oleh penyuluh pertanian di balai penyuluh pertanian (BPP).
“Tentunya yang didukung dengan infrastruktur dan alat pertanian yang telah dibantukan yang akan dinikmati petani dengan tiada hari tanpa tanam dan tiada hari tanpa panen,” sambungnya.
Di kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan,Suwandi mengatakan bahwa sesuai arahan Mentan SYL dalam memacu produksi pertanian di segala kondisi harus tetap dilakukan namun tetap memperhatikan kondisi kesehatan.
“Pertanian menjadi garda terdepan untuk mempertahankan ekonomi negara ini, walaupun aktivitas kita terbatas namun kami tetap memantau secara penuh dan melakukan upaya apapun untuk menjamin ketersediaan pangan,” kata Suwandi.
Lebih lanjut Suwandi mengatakan bahwa Kementan memperkirakan panen raya yang berlangsung pada bulan April dengan luas panen sekitar 1,73 juta Ha. Oleh karena itu pemerintah sudah mengantisipasi jangan sampai harga gabah di tingkat petani jatuh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).
“Salah satu solusinya yakni sesuai pesan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo adalah melalui Kostraling (Komando Startegi Penggilingan Padi, red) melalui pendekatakan KUR (Kredit Usaha Rakyat, red),” terangnya.
Saat ini kata Suwandi, pihaknya juga sedang menjajaki Kostraling bekerjasama dalam pemasaran online dalam menjual beras ke masyarakat. Selain itu, pemerintah juga sedang merancang subsidi untuk penggilingan jika harga gabah turun di bawah HPP.
Menurutnya saat ini distribusi menjadi persoalan melihat kondisi wabah Corona dan kebijakan pemerintah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang kemudian akan berdampak pada harga. Jika melihat panen yang terjadi di daerah, maka pasokan cukup banyak.
“Karena itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah bersurat dan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memperlancar distribusi, jangan sampai pasokan pangan terhambat, termasuk upayakan agar distribusi diringkan biayanya agar efisien bisa mengangkat harga petani,”pungkasnya.