JAKARTA (IndependensI.com) – Bagi seorang atlet – apalagi pegolf – satu tahun tidak turun ke lapangan pertandingan, tentu ada banyak hal yang membuatnya berubah.
“Tahun 2018, grip saya over lap. Saya tidak bermain. Tapi, hanya bisa latihan swing. Saya mengubah grip dari over lap menjadi inter lock,” kata profesional golfer kelahiran 18 Mei 1982 sambil tertawa.
“Waktu latihan swing saya juga tidak pakai stick. Tapi, besi seperti linggis berukuran panjang, dan latihan swing tersebut di sela-sela tugas saya di Lebanon,” kata Sandro – sapaan akrabnya – tanpa basa-basi dan tanpa menunjukkan rasa bersalah sama sekali.
“Lebanon? Jauh sekali? Ada apa di Lebanon?!”
“Saya menjadi Anggota Pasukan Perdamaian PBB bidang Kesehatan,” kata Sandro Bernad yang, selain dikenal sebagai pegolf profesional juga seorang Prajurit Paskhas TNI berpangkat Sersan Dua (Serda).
Pada awal 2020 Sandro kembali ke Indonesia. Namun, akibat pandemi Covid-19, sebagai Pro dia menganggur. Karena, akibat pandemi Covid-19, agenda turnamen golf profesional yang berada di bawah sanction PGATI (d/h PGPI – Persatuan Golf Profesional Indonesia), yang rencananya akan digulirkan pada Maret dan April 2020 terpaksa ditunda sampai pandemi Covid-19 berakhir.
“Sampai kapan?
“Entahlah,” sahut Sandro Bernad.
Menjawab pertanyaan, apa saja yang dilakukan selama ada Covid-19, Sandro mengungkapkan pagi-pagi sekali sekitar pukul 08.00-09.00 WIB dia berjemur di samping rumah sekaligus latihan mengayunkan stick golf.
“Kadangkala ke driving range Sulaiman, yang kebetulan lokasinya tidak jauh dari rumah. Untuk practice sekalian berjemur… Kadangkala juga main golf di Bandung Giri Gahana. Sesuai peraturan adanya physical distancing, satu pemain – satu caddy dan satu golf car. Selain menjaga jarak, saya dan caddy yang mendampingi saya, juga pakai masker,” katanya.
“Kita harus menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas,” tambah Sandro yang selama ada Covid-19 ke mana pun dia pergi selalu membawa hand sanitizer spray.
“Jaga jarak” dan harus mengenakan masker diberlakukan juga di kantor tempat Sandro bertugas.
“Suasana di kantor tetap berjalan seperti biasa. Setiap hari yang bertugas selalu dicek kesehatannya saat mamasuki gerbang kantor… Para petugas di kantor dibagi dalam dua gelombang. Empat belas hari gelombang pertama di rumah masing-masing, dan digantikan oleh petugas gelombang kedua – begitu seterusnya – sesuai telegram dari Panglima TNI,” tutur Sandro.
Menyinggung masalah kemampuan permainan golf Sandro ada yang berubah selama tidak ada turnamen, misalnya saat memukul bola apakah bolanya lurus atau slice, anggota Paskhas TNI AU berpangkat Serda, yang menyandang status sebagai profesional golfer pada 2009, inj, mengaku bahwa pukulan bolanya tetap tidak berubah. “Bola golf yang saya pukul dengan stick nomor berapa pun, terutama saat latihan di driving range tetap stabil. Tidak slice dan tetap lurus ke depan,” katanya.
“Kenapa bisa stabil?”
“Karena setiap pagi sekitar 15 menit sampai setengah jam saya berlatih swing tanpa bola di samping rumah. Kebetulan di samping rumah ada lapangan voli,” katanya.
Sandro menegaskan apa yang dilakukannya itu, di samping untuk menjaga kebugaran agar tetap imun sekaligus juga untuk menjaga kelenturan tubuhnya saat tampil dalam persaingan golf pro di bawah bendera PGATI musim kompetisi 2020.
Harapan Sandro Bernad – seperti juga harapan warga dunia pada umumnya – pandemic Covid-19 segera berlalu, sehingga segala aspek dalam kehidupan di dunia ini bisa normal kembali.
“Yang pasti, saya sudah siap tempur kalau kompetisi pro lokal digulirkan kembali,” katanya. (Matthew Bagas Aryo)