Selama PSBB, Laju Infeksi Covid 19 di Jakarta Pusat Menurun

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jakarta Pusat berhasil menurunkan angka penularan Covid 19. Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara menjelaskan, penurunan laju “incidence rate” (IR) atau laju infeksi penularan Covid-19 di Jakarta Pusat yang tadinya 1,14 setelah PSBB ketat turun menjadi 1,1.

“Tadi kami bersama pak Kapolres dan Pak Dandim melakukan evaluasi IR-nya di Jakarta Pusat dari 1,14 sekarang jadi 1,1. Ada penurunan memang tapi tidak signifikan,” kata Bayu saat ditemui di Jalan Abdul Muis, Gambir, Jakarta Pusat dilansir Antara, Jumat (25/9/2020).

Incidence rate adalah frekuensi penyakit atau kasus baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat atau wilayah atau negara pada waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut.

Menurut Bayu, meski laju infeksi penularan Covid-19 tidak turun dalam jumlah besar namun PSBB Jakarta berpengaruh pada berkurangnya IR sebesar 0,04 itu.

“PSBB ini kan bisa kita lihat, di Jakarta Pusat juga terasa pergerakan masyarakatnya berkurang. Nah diharapkan 14 hari ke depan ini bisa semakin turun lagi. Mudah-mudah kita dapat rasakan betul, (IR) bisa berubah signifikan,” kata Bayu.

Lebih lanjut, Bayu mengatakan kesadaran warga terkait penggunaan masker yang semakin meningkat turut membantu menurunnya laju penyebaran Covid-19 di Jakarta Pusat.

“Alhamdulillah apa yang disampaikan Satpol PP, terkait pelanggaran dan denda pelanggaran masker itu menurun. Itu indikatornya. Ketaatan masyarakat untuk pakai masker itu relatif semakin baik,” tutur Bayu.

Hingga saat ini, di DKI Jakarta, seluruh kelurahan berjumlah 267 terkonfirmasi memiliki kasus positif Covid-19. Untuk di Jakarta Pusat kasus positif Covid-19 dengan jumlah tertinggi hingga Jumat (25/9) berada di tiga kelurahan yaitu Cempaka Putih Barat dengan 514 kasus, Kebon Melati dengan 391 kasus dan Johar Baru dengan 381 kasus.

Bayu mengatakan kasus terbanyak di Jakarta Pusat saat ini berasal dari klaster perkantoran, sehingga penerapan protokol kesehatan menjadi fokus pengawasan di jantung Ibu Kota.