Aksi demonstrasi mahasiswa di Gresik Jawa Timur menuntut pencabutan UU Omnibus Law Cipta Kerja

DPRD Gresik Sepakat Dengan Mahasiswa Tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Aksi unjukrasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja atau Omnibus Law yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa di Kabupaten Gresik Jawa Timur, sempat rusuh. 
Pasalnya, para demonstran membakar ban bekas dan kertas hingga melempari botol minuman mineral kedalam gedung DPRD Gresik.
Kejadian itu mengakibatkan suasana menjadi memanas. Bahkan sempat terjadi dorong-dorongan antara mahasiswa dan petugas kepolisian yang berjaga di halaman gedung DPRD Gresik. Namun, kericuhan bisa diredam saat tuntutan demonstran dipenuhi.
Dalam kesempatan ini, mahasiswa menyampaikan jika undang-undang cipta kerja yang disahkan DPR RI beberapa waktu lalu ini hanya menguntungkan kelompok tertentu, serta tidak pro masyarakat.
“Kami turun karena negara ini tidak sedang baik-baik saja, ini undang-undang menyiksa masyarakat. Kami kesini menyampaikan aspirasi. Dan menolak UU Omnibus Law,” kata Khoirul Alim, salah satu orator demo di atas mobil komando pada, Kamis (8/9).
Khoirul menyampaikan, pihaknya sudah mengkaji soal undang-undang tersebut, namun memang banyak merugikan masyarakat utamanya buruh serta hanya menguntungkan pebisnis.
“Ini adalah sebuah penyiksaan yang sangat keji. Jika tidak ada tindakan maka kemiskinan akan terjadi dimana-mana. Tiga hari disahkan, demonstrasi dimana-mana, ini saatnya kami melawan,” imbuhnya.
Setelah berorasi selama beberapa jam, pendemo kemudian ditemui oleh Ketua DPRD Gresik Abdul Qodir. Perwakilan mahasiswa kemudian diajak untuk audiensi di dalam gedung kantor dewan.
“Saya atas nama ketua dewan, memberikan suport kami bersama para mahasiswa para penggerak kebaikan di Gresik,” terangnya.
Qodir menyatakan, setelah adanya demo ini pihaknya akan meneruskan aspirasi mahasiswa ini kepada DPR RI.
“Di UU Cipta Kerja itu kan banyak, tentu pasal kaitan kerusakan lingkungan, hak pekerja akan kita suarakan. Yang dianggap masyarakat harus ditinjau ulang, ya harus ditinjau,” terang Qodir saat berorasi di atas mobil komando. (Mor)