Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita bersama rombongan saat melihat miniatur proyek pembangunan kawasan JIIPE.

Dorong Hilirisasi, Menperin Tinjau Perkembangan Smelter Freeport di JIIPE Gresik

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Sebagai upaya mendongkrak daya saing industri nasional melalui hilirisasi mineral, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pembangunan smelter atau fasilitas pemurnian PT Freeport Indonesia di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
Untuk itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan lawatan ke kawasan JIIPE dan diterima langsung oleh Direktur Utama PT. Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BMKS) Bambang Soetiono dan Direktur Utama PT. Freeport Indonesia Clayton Allen Wenas.
“Banyak produk hilirisasi yang bisa dikejar, agar nantinya di Indonesia bisa ada pabrik-pabrik yang akan menggunakan hasil pemurnian dari Freeport. Nilai tambahnya bisa terus didorong,” kata, Menperin, Sabtu (10/10).
“PT Freeport Indonesia merupakan perusahaan tambang afiliasi dari Freeport-McMoran dan holding industri pertambangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Perusahaan itu sedang membangun pemurnian tembaga sebagai bahan baku industri otomotif, industri elektronik, kabel, pabrik AC, konstruksi instalasi listrik hingga electric vehicle,” tuturnya.
Memperin menegaskan bahwa fasilitas pemurnian smelter itu untuk meningkatkan kandungan logam, serta diproyeksikan akan menjadi tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.
“Saat ini MIND ID sebagai holding industri pertambangan BUMN, menginformasikan bahwa pembangunan smelter tengah mengalami kendala akibat dampak pandemi Covid-19 terhadap mobilitas kontraktor di lapangan,” ujarnya.
Hal tersebut diungkapkan Menperin Agus Gumiwang usai melakukan kunjungan langsung ke lokasi proyek smelter PT Freeport Indonesia di kawasan industri JIIPE Gresik, Jawa Timur yang dibangun diatas lahan seluas 100 hektare dan supporting area seluas 120 hektare.
“Guna terus medorong daya saing industri yang berlokasi di JIIPE, pemerintah juga sedang melakukan berbagai upaya, antara lain melakukan kajian usulan kawasan industri JIIPE ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sekaligus kajian usulan penurunan harga gas untuk power plant JIIPE,” terangnya.
Menindaklanjuti kajian tersebut, pihak Kemenperin telah melakukan pembahasan internal usulan penurunan harga gas untuk kawasan industri dengan usulan penurunan harga gas untuk industri yang lain.
“Saat ini, juga dalam tahap pendataan kawasan-kawasan industri yang membutuhkan penurunan harga gas. Bahkan, sesuai rencana kawasan industri JIIPE sekaligus akan dikembangkan solar panel sebagai alternatif pasokan listrik dengan energi terbarukan,” lanjutnya.
“Solar panel akan dibangun secara floating di atas tujuh embung dan di atas atap pabrik. Untuk itu, Kemenperin terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain dalam rangka pelaksanaan rencana tersebut,” tukasnya.
“Kemenperin terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) serta pihak-pihak terkait mengenai perizinan solar panel di JIIPE,” tandasnya.
Sementara, menurut Direktur Utama PT. BKMS Bambang Soetiono bahwa JIIPE adalah kawasan terintegrasi pertama di Indonesia dengan total area 3.000 hektare, yang terdiri dari kawasan industri, pelabuhan multiguna, area komersial dan perumahan.
“Selain dilengkapi dengan sarana prasaran utilitas yang cukup, Kawasan Industri JIIPE juga terintegrasi dengan pelabuhan berkedalaman -16 meter di bawah permukaan laut. Sehingga, kapal besar dengan kapasitas 100.000 DWT (dead weight tonnage) dapat melakukan bongkar muat di Pelabuhan JIIPE,” paparnya dihadapan Memperin. (Mor)