JAKARTA (IndependensI.com) – Indonesia terus berinovasi menciptakan alat untuk menekan penularan virus corona. Selain menggunakan metode rapid test dan PCR test atau swab tes, saat ini sedang dikembangkan alat tes yang memiliki nilai akurasi lebih tinggi untuk mendeteksi covid 19.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini sedang dilakukan uji validasi alat pendeteksi COVID-19 baru menggunakan hembusan napas, alat itu bernama GeNose.
“Saat ini sedang dilakukan uji validasi tahap kedua dari GeNose. Ini adalah inovasi dari UGM (Universitas Gadjah Mada) yang bersifat analisa atau deteksi virus COVID-19 dengan menggunakan hembusan napas kita. Ini adalah suatu inovasi yang luar biasa karena bisa mendeteksi virus COVID-19 secara akurat, di dalam uji validasi tahap pertama di suatu RS di Jogja akurasinya mencapai 97% dibandingkan PCR test,” kata Bambang dalam konferensi pers virtual tentang Pengembangan Vaksin, Terapi dan Inovasi COVID-19, Selasa (20/10/2020).
Bambang menyebut alat itu diusahakan bisa diproduksi dan digunakan oleh masyarakat pada akhir tahun 2020. Biayanya yakni Rp 40 juta per alat dan bisa digunakan sekaligus untuk 100 ribu pengujian.
“Kita berupaya agar menjelang akhir tahun November atau Desember GeNose sudah bisa diproduksi dan dipakai secara luas. Test ini relatively murah, harganya Rp 40 juta per alat tetapi bisa digunakan sampai 100 ribu pengujian,” ucapnya.
Selain GeNose, ada juga alat deteksi lainnya bernama RT-Lamp yang sedang dipersiapkan agar bisa digunakan akhir tahun ini juga. Alat ini mendeteksi virus melalui antigen yang mirip dengan swab test karena membutuhkan sampel lendir untuk pemeriksaannya.
“Selain GeNose kita juga ingin mengembangkan rapid test berbasis antigen atau tepatnya rapid swab test. Ini juga akan membantu mengurangi beban biaya terutama untuk PCR test dan juga punya tingkat akurasi yang cukup tinggi,” tuturnya.