KLHK : Pembangunan Pulau Rinca Pathui Kaidah Konservasi

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pemerintah memastikan pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) di Loh Buaya, Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, tetap mematuhi kaidah konservasi demi keberlangsungan ekosistem di daerah itu. Pembangunan sarpas di Pulau Rinca rencananya seluas 1 hektare.

“Luas sarpras yang dibangun di Loh Buaya sekitar 1 hektare, walaupun kecil kita pastikan bahwa tetap mematuhi kaidah konservasi. Tidak boleh ada satu pun komodo yang jadi korban,” kata Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno dalam konferensi pers terkait penataan sarpras di Loh Buaya Taman Nasional Komodo yang digelar secara virtual, Rabu (28/10/2020).

Dia menyebutkan, sejumlah sarpras yang sedang dalam proses pembangunan di Loh Buaya di antaranya dermaga Loh Buaya, pengaman pantai, elevated deck, pusat informasi, pondok ranger/peneliti/pemandu. Saat ini pembangunan tengah memasuki tahap pembongkaran bangunan yang eksisting dan pembuangan puing, pembersihan pile cap, dan pembuatan tiang pancang.

Wiratno mengatakan, sarpras ini tidak dibangun pada lokasi baru melainkan lokasi lama yang sebelumnya juga sudah dibangun sarpras namun tidak secara terpadu. “Untuk itu pembangunan sarpras ini kita benahi secara terpadu. Kalau dulu kan terpisah-pisah dan juga belum lengkap,” katanya.

Dia mengatakan, dalam proses pembangunan sarpras juga dijaga secara ketat oleh sebanyak 10 ranger untuk memastikan bahwa tidak ada Komodo di sekitarnya. “Ranger-ranger ini setiap hari memeriksa di bawah puing-puing bangunan, di bawah kendaraan, dan sekitarnya untuk memastikan tidak ada Komodo saat pembangunan dilaksanakan,” katanya.

Wiratno menambahkan, pembangunan sarpras di Loh Buaya ini bertujuan untuk meningkatkan fasilitas berstandar internasional sekaligus untuk menjaga keberlangsungan ekosistem satwa purba Komodo (varanus komodoensis) itu sendiri.

Dengan pembangunan ini, lanjut dia, maka nantinya pengunjung tidak lagi berinteraksi langsung dengan satwa Komodo seperti selama ini melainkan berada pada jarak tertentu untuk melihat Komodo dan juga bisa mendapat berbagai informasi mengenai alam dan Komodo pada pusat informasi yang akan dibangun.