Dr. Ahmad Raisuni; Kewajiban Para Pemimpin, Para Tokoh Intelektual dan Para jurnalis untuk Ingatkan Persoalan Palestina kepada Dunia

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Adara Relief International turut menyiarkan siaran langsung acara Konferensi Aktivis Palestina Internasional dilaksanakan untuk pertama kalinya secara daring pada 7-8 November lalu. acara tersebut.

Tercatat lebih dari 5000 partisipan  yang hadir melalui akun media sosial Adara dan menjadi bagian dari puluhan ribu partisipan dari belahan dunia lain. Menggunakan 7 pilihan bahasa,  konferensi ini dibuka oleh Sekjen The Global Coalition for Quds and Palestine (GCQP), Dr. Akram Al Adloun.

Menurut Akram, memupuk kesadaran mendukung Palestina merupakan salah satu dari sepuluh tujuan digelarnya konferensi ini. Dalam kesempatan ini serangkaian seminar dan talkshow digelar membahas berbagai perkembangan persoalan Palestina dengan menghadirkan para panelis dari berbagai kalangan. Pengalaman lembaga kemanusiaan dalam berkontribusi nyata untuk bangsa Palestina juga diangkat dalam sessi galang donasi.

Ketua Adara Relief Internasional, Sri Vira Chandra  didapuk mewakili Indonesia menyampaikan orasi yang ditutup dengan penayangan video tentang sepak terjang Adara menggalang dukungan di Indonesia bagi bangsa Palestina.

“Kami para wanita Indonesia akan terus menjalankan amanah suci untuk menjaga Al Aqsa karena kami meneladani keteguhan Maryam AS dan para Maryam masa kini di Palestina, para murabithah di Al Quds dan Tepi Barat, serta wanita-wanita yang menderita akibat blokade di Gaza,” kata Sri Vira

“Kami berharap dan meminta agar negara kami terus memegang janji konstitusi untuk terus menentang penjajahan Israel atas Palestina dan tidak pernah mengikuti langkah para pengkhianat,” tambahnya.

Disampaikan Sri Vira, Persoalan Palestina adalah amanah yang diberikan Allah kepada kita semua. Bukan hanya mereka yang tinggal di Palestina saja, namun tanggung jawab seluruh umat muslim di dunia. Al Quds adalah pusat keberkahan. Mereka yang kita bantu bukanlah orang biasa, namun mereka mewakili umat Islam dalam membela dan menjaga Masjidil Aqsa.

“Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang berlomba-lomba  dalam perjuangan ini. Ketika kita tidak bisa berjuang dengan fisik, setidaknya kita bisa ikut berjuang dengan harta yang kita miliki. Karena itu adalah titipan dari Allah.” jelas Syeikh Ali Yusuf, Khatib Masjidil Aqsa.

Selain itu, Syeikh Ali Yusuf berkata, “Kita tahu negara muslim terbesar di dunia adalah Indonesia dan telah banyak mendukung Palestina serta mengirimkan bantuan terbaik mereka.”

Upaya pembebasan Palestina akan terus dilakukan dengan berbagai cara dan strategi karena bangsa Palestina tidak akan pernah berdiam diri menghadapi penjajahan.
Namun, dukungan dunia internasional, khususnya umat Islam di seluruh negeri sangat dibutuhkan.

Ketua Persatuan Ulama Muslim Sedunia Dr. Ahmad Raisuni, menyatakan, “Kewajiban para pemimpin, para tokoh intelektual dan para jurnalis  untuk mengingatkan persoalan Palestina kepada dunia. Mengungkapkan kebenaran  tentang bangsa yang tanah airnya  dirampas. Dan mengusahakan kembalinya hak mereka.

Sementara itu, Hassan Turan (Anggota Parlemen Turki) menyatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel bukan hal yang positif. Pemerintah Turki secara berkesinambungan akan terus membantu perjuangan bangsa Palestina.

“Itu menjadi prioritas kami dan juga ditegaskan oleh Presiden kami bahwa permasalahan Palestina adalah bukan hanya milik bangsa Palestina, tapi menjadi benang merah yang harus diperjuangkan oleh seluruh umat,” ungkap Hasan.

Penyataan tegas atas adanya upaya normalisasi juga disampaikan oleh Mandla Mandela. “Wilayah Al Quds tidak untuk diperjual belikan. Kita akan melanjutkan perjuangan pembebasan Al Quds sehingga warga Palestina dan umat Muslim seluruh dunia bisa menikmati keindahan Al Quds. Kepada mereka yang menyetujui normalisasi terutama para pemimpin negara Arab, saya ingin menyampaikan bahwa kalian mengkhianati warga Palestina. Darah anak-anak dan perempuan Palestina ada di tangan kalian.” tegasnya.