PEKANBARU (Independensi.com) – Launching buku Bonita Hikayat Sang Raja karya almarhum Haidir Anwar Tanjung SH (47) berjalan lancar. Bedah buku sekaligus peluncuran buku digelar secara virtual di Arboretum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jakarta, Jumat, (27/11/2020).
Hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar, Wakil Menteri KLHK Alue Dohong, Gubernur Riau Syamsuar, Kapolda Riau Irjen (Pol) Agung Setya Imam Effendi, Danrem 031 WB Pekanbaru Brigjen TNI (Inf) M Syech Ismed.
Selain itu juga hadir mantan Menteri LHK Sarwono Kusumaatmadja, Direktur Utama detiknetwork Abdul Aziz, serta menghadirkan pembahas diantaranya Syahnan Rangkuti selaku editor buku, Dr Moch Ali Imron, Prof Suratman, Valerina Daniel, Regina Sari dan Kapolda Riau.
Sementara dari keluarga almarhum Haidir Anwar Tanjung hadir istrinya Elis Masytoh didampingi kedua anaknya Hafis (10) dan Fikih (8). Turut hadir kedua orang tua almarhum yaitu Syamsir Tanjung (ayah), Berlian Siregar (Ibu), Banda Harudddin Tanjung (adik), dan Riski (8) ponakan.
Launching dan bedah buku Bonita : Hikayat Sang Raja karya Haidir Anwar Tanjung (almarhum) wartawan Detik.com, dilaksanakan sepekan setelah penulis tunggal buku yang berkisah tentang penyelamatan satwa langka harimau sumatera meninggal dunia.
Meski dalam suasana duka serta diterapkan dalam protokol kesehatan, acara yang dihadiri 60 tamu undangan dan lebih 700 peserta secara virtual, acara berjalan lancar dan hikmat. Demikian bunyi siaran pers nomor SP.489/Humas/PP/HMS/3/11/2020 yang diterima Independensi.com, Jumat, (27/11/2020) malam.
Dalam momen tersebut, Haidir Anwar Tanjung menerima penghargaan Lifetime Achievement Award atau penghargaan sepanjang hidup atas keunggulan dalam jurnalisme di bidang konservasi satwa langka dan pelestarian lingkungan.
Penghargaan diserahkan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Bambang Supriyanto diterima Elis Masytoh istri almarhum Haidir Anwar Tanjung. Ini merupakan penghargaan pertama diberikan pemerintah Republik Indonesia melalui KLHK untuk jurnalis atas dedikasi dan karyanya, ujar Bambang.
Elis Masytoh istri almarhum Haidir Anwar Tanjung kepada Independensi mengatakan, saat menulis buku Bonita Hikayat Sang Raja, almarhum menulis bukunya dengan penuh dedikasi, bahkan tak jarang dilakukan hingga larut malam.
Menurut Elis, almarhum menginginkan agar konflik antara manusia dan hewan liar hendaknya tidak terjadi lagi. Almarhum pernah bercerita, kenapa sampai harimau melukai dan membunuh manusia, adalah karena rumahnya, hutannya dirusak. “Dia tidak ingin itu terjadi lagi,” ujar Elis.
Menurut Elis, kecintaan Haidir Anwar Tanjung terhadap isu konservasi satwa langka telah ditunjukkan sejak kecil. Beliau yang lahir dan besar di sebuah wilayah terpencil di Desa Bandar Selamat, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara 47 tahun yang lalu. Orang tuanya yang bekerja sebagai guru Agama Islam, senantiasa mengajarkan kepedulian terhadap alam dan sesama makhluk hidup.
Filosofi yang ditanamkan orang tua inilah yang menjadi bekal perjalanannya sebagai seorang jurnalis, hingga menghasilkan sebuah karya holistik dan komprehensif tentang upaya konservasi harimau dan penanganan konflik manusia versus harimau di Sumatera dalam buku “Bonita: Hikayat Sang Raja”.
“Semasa hidupnya, Haidir terkenal sosok jurnalis yang gigih, pemberani, pembelajar, disiplin, teliti dan memiliki pergaulan luas di semua kalangan, ujar Banda Haruddin Tanjung menimpali.
Peluncuran berlangsung dalam suasana haru, sebab sang penulis buku wafat sepekan lalu, tepatnya 19 November 2020 di Pekanbaru akibat serangan jantung. Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua putra yang masih duduk di sekolah dasar.
Namun tanpa kehadiran sang jurnalis, acara tetap berlangsung karena sudah diagendakan cukup lama. Ketidak-hadiran beliau langsung diwakili istrinya yang ikut didapuk memberi kata sambutan.
Pada kesempatan itu, Direktur Utama detiknetwork Abdul Aziz juga mengatakan, almarhum Haidir Anwar Tanjung adalah jurnalis yang mampu membuat berita secara lengkap dan berimbang.
Aziz menyebut detikcom telah memberikan penghargaan kepada almarhum Haidir dan memberikan bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan. Aziz berharap bantuan yang diberikan bisa dipergunakan anak-anak Haidir untuk bisa sekolah sampai ke jenjang menengah atas.
Bahkan kata Aziz, bila perlu detikcom akan membantu memperjuangkan kedua anak almarhum supaya bisa sekolah hingga sampai ke tingkat perguruan tinggi. Kita berharap Anak-anak beliau hendaknya juga mendapat bantuan dari pemerintah daerah Provinsi Riau.
” Saat ini, karena anak-anaknya baru duduk di bangku kelas 4 dan kelas 6 SD, kita akan bantu hingga sekolah setingkat SMA, syukur-syukur sampai ke-perguruan tinggi ,” ujar Aziz. (Maurit Simanungkalit)