Penumpang BTS Ditarget 10 Juta Pada 2021

Loading

JAKARTA (Independensi.com) Selama masa uji coba pembelian layanan (Buy The Service) angkutan perkotaan di lima kota yaitu, Surakarta, Yogyakarta, Palembang, Medan, dan Denpasar pada periode Juni sampai dengan Desember 2020 sudah lebih dari 1,5 juta pengguna BTS.

Melihat tingginya animo masyarakat menggunakan BTS angkutan perkotaan ini, Kementerian Perhubungan optimis pada tahun 2021 pengguna BTS akan menembus angka 10 juta pengguna.

Rasa optimis itu disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi pada acara Webinar Teman Bus Sesi ke II, Jumat (4/12)

Selain dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumardi yang membuka acara, webinar ini juga menghadirkan Direktur Angkutan Jalan Ahmad Yani, pakar transportatsi Djoko Setijowarno,, Poetoet Soedarjanto Ketua Bike to Work Indonesia, dan Danarto Bayu dari Komunitas Bus Kota serta artis Luna Maya..

Budi Setiyadi mengatakan, mengapa dirinya begitu optimis pada tahun 2021 pengguna BTS bisa menembus angka 10 juta pengguna, karena dari lima kota yang sudah dioperasikan, belum semua koridor di buka. Selain itu selama masa pandemi Covid 19 hanya 70 persen dari kapasitas yang dipakai. Padahal seperti di Bali turis masih belum memanfaatkan angkutan umum ini.

Selama masa uji coba, minat masyarakat terhadap BTS cukup bagus, di Surakarta load factornya 48 persen. Denpasar dan Palembang juga cukup bagus. bahkan Medan yang paling baru sudah mencapai 25 persen.

Selain itu, lanjut Budi, di tahun 2021 beberapa kota seperti Surabaya, Banjarmasin, Banyumas akan mulai mengoperasikan BTS ini. Untuk itu pemerintah terus mensosialisasikan program BTS ini secara terus menerus.

“Kita harus mengubah kebiasan dari menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan umum perkotaan. Padahal menggunakan kendaraan pribadi menimbulkan banyak dampak negatif seperti, kemacetan, polusi, dan ketidak beraturan hingga stress,” kata Budi.

Oleh karenanya, pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah akan terus mengembangkan program ini ke 19 ibu kota propinsi di Indonesia pada tahun 2021.

Sementara itu Djoko Setijowarno mengatakan angkutan umum perkotaan di Jakarta sudah sangat bagus. Sayangnya belum diikuti oleh kota-kota lain.

Bahkan ada beberapa Kepala Daerah yang tidak peduli dengan angkutan umumnya. Alasannya anggarannya terbatas karena masih memprioritaskan sektor lain seperti kesehatan dan pendidikan.

Menurut Djojo program BTS yang dilakukan pemerintah bukan menggusur transportasi seperti angkot yang buruk layanannya tapi menggeser dengan layanan yang lebih baik.

Baiknya seperti apa? Dengan tersedianya angkutan perkotaan yang lebih baik. lebih nyaman dan aman secara bertahap masyarakat akan beralih ke angkutan umum apalagi biayanya lebih murah.

Selain bersih dan nyaman interval waktu pemberangkatan juga jangan terlalu lama, maksimal 10 menit, sehingga ada kepastian untuk merencanakan perjalanan. (hpr)