DEPOK (IndependensI.com) – Tim Pengabdian Masyarakat FMIPA UI yang dipimpin oleh Retno Lestari mengajak masyarakat Desa Gandasoli, Sukabumi mengembangkan pusat taman botani yang disebut dengan Arboretum Avobotanica pada Januari 2021 lalu. Dalam pelaksanaannya tim Pengmas FMIPA UI bekerjasama dengan Yayasan Pandu Cendekia, tim Pramuka UI, dan didukung oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI).
Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap dari pembukaan lahan konservasi, pencarian bibit, dan penanaman berbagai jenis pohon durian dari berbagai wilayah di Indonesia.
Desa Gandasoli dipilih sebagai tempat konservasi Arboretum Avobotanica disebabkan letaknya yang strategis pada Kawasan Geopark Ciletuh sebagai lokasi dengan keragaman geologi, hayati, dan budaya yang tinggi dan dilindungi oleh UNICEF. Selain salah satu Kawasan penghasil durian terbaik di Indonesia, Desa Gandasoli juga memiliki keunggulan lain yang jarang diketahui, yaitu sebagai salah satu penghasil alpukat lokal bervariasi untuk Kawasan Sukabumi dan sekitarnya. Oleh karena itu, potensi pengembangan Arboretum Avobotanica di Kawasan ini cukup besar.
Retno menjelaskan bahwa secara nasional, kebun konservasi alpukat belum ada, sehingga Arboretum Avobotanica memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai Kawasan konservasi alpukat nusantara, bahkan mancanegara. Program ini nantinya diharapkan membantu kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar, meningkatkan nilai wisata dari Geopark Ciletuh, dan juga dapat menjadi salah satu upaya mendukung ketahanan pangan. Alpukat adalah buah yang kaya akan antioksidan untuk meningkatkan imunitas masyarakat Indonesia.
Langkah awal kegiatan konservasi alpukat dilakukan dengan melakukan pengumpulan berbagai bibit alpukat berkualitas nusantara, pembersihan lahan konversi, dan penanaman bibit alpukat bersama warga Desa Gandasoli. Hingga saat ini setidaknya 1.000 benih dan bibit alpukat berkualitas dari berbagai daerah seperti alpukat lombok, alpukat cengko, alpukat gajah, alpukat aligator, dan beberapa varian alpukat lain telah ditanam pada lahan seluas 1 hektar yang telah disiapkan oleh BumDes dengan Tim Pengmas UI, Yayasan Pandu Cendikia, dan Pramuka UI.
Ketua Yayasan Pandu Cendekia, Fajar R Budiman, memaparkan bahwa ke depannya akan dibuat zonasi alpukat berbasis pulau-pulau Indonesia, seperti zonasi Kalimantan, zonasi Sulawesi, zona Jawa, zona Papua, dan lainnya. Proses taksonomi, manajemen data koleksi, serta dokumentasi yang relevan akan dilakukan juga sebagai database pada kantor pustaka yang akan dibangun.
Fajar juga menambahkan bahwa program ini akan menjamin ketersediaan plasma nutfah alpukat di masa depan dan mengurangi risiko bencana longsor di Desa Gandasoli. Selain program tersebut, Tim Pengmas UI, Yayasan Pandu Cendekia, dan BUMDes juga akan mempersiapkan lahan seluas 5 Ha untuk kawasan arboretum yang nantinya didorong sebagai kawasan wisata terpadu, dengan konsep home stay. Selain itu juga akan dibangun fasilitas-fasilitas untuk wisatawan, termasuk warung higienis, pondok gunung dari bambu, toilet, jogging, dan bike track.
“Harapannya dengan mengembangkan kawasan arboretum serta wisata terpadu ini dapat menciptakan program yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan mengedepankan prinsip konservasi, sehingga program yang dijalankan oleh masyarakat dapat berkesinambungan,” tutup Retno.
Kepala Desa Gandasoli, Saeban, memamparkan bahwa dengan adanya program ini sangat membantu bagi warga desa untuk mendapatkan penghasilan lebih di samping kesehariannya sebagai petani dan buruh ladang. Warga Desa Gandasoli sangat senang dengan dan terbantu adanya program Arboretum Avobotanica melalui kerja sama dengan UI.