Dalam aksinya yang dilakukan di gedung DPRD Gresik dan Kantor PDAM Giri Tirta, Gepal mendesak KPK agar segera menetapkan tersangka terhadap kasus yang sudah ditangani lembaga antirasua itu. Bahkan, mereka (Gepal) membentangkan spanduk bertuliskan, “Gepal (Gerakan Penolak Lupa). Ada apa dengan KPK…? Nyalakan tanda bahaya. Rompi tahanan siap tersangka belum ada”.
“Aksi ini kami lakukan untuk yang kesekian kalinya ini, sebagai bentuk dukungan terhadap KPK yang tengah mengusut skandal dugaan korupsi di PDAM Giri Tirta Gresik. Serta, mendesak KPK segera menetapkan tersangka dalam dugaan korupsi senilai Rp133 miliar ini,” teriak Syarifudin dalam orasinya.
“KPK telah datang ke Gresik dan pergi dari Gresik, setelah mengeledah dan memintai keterangan sejumlah pejabat di PDAM Giri Tirta. Namun, sejauh ini belum ada tersangka. “Ada apa dengan KPK?” ujarnya dengan nada bertanya.
“Jika KPK tak serius atau main-main dalam mengungkap kasus ini, maka bubarkan saja KPK,” ucapnya dengan lantang, disambut teriakan setuju oleh demonstran lainnya.
Di tambahkan Syafiudin, pihaknya mempertanyakan lambannya KPK dalam penanganan dan menetapkan tersangka. Padahal, KPK telah meminta keterangan sejumlah pejabat dan mantan pejabat PDAM Giri Tirta yang diduga terkait dengan proyek kerja sama investasi senilai Rp133 miliar.
Kerjasama tersebut, dilakukan PDAM Giri Tirta dengan PT Dewata Bangun Tirta (DBT) berupa kerja sama sistem Build Operate Transfer (BOT) pembangunan proyek instalasi pengolahan air di Desa Legundi, Kecamatan Driyorejo, dan PT Drupadi Agung Lestari (DAL) berupa ROT (Rehabilitation Operating Transfer) di Desa Krikilan, Kecamatan Driyorejo pada tahun 2012,,” sambungnya.
“Agar kasus ini tuntas, kami Gepal mendesak KPK usut tuntas dugaan korupsi di PDAM, dan cepat tetapkan tersangka. Jika tidak, kami akan turun kejalan lagi dengan massa yang besar dan juga akan mengelar aksi ke kantor KPK di Jakarta,” tutupnya. (Mor)