SURAKARTA (IndependensI.com) – Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menjamin keamanan data dalam sistem informasi dan teknologi Program Kartu Prakerja. Baik dari serangan pihak luar yang mencoba mengganggu sistem, maupun pada proses pertukaran data, termasuk saat penerima Kartu Prakerja membelanjakan insentif pelatihannya.
Penegasan ini disampaikan Direktur Operasi dan Teknologi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Hengki Sihombing saat menjadi narasumber kegiatan seri diskusi ‘Bicara Prakerja’ di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Surakarta, akhir pekan ini.
“Selain itu, Manajemen Kartu Prakerja bertindak sangat ketat dan hati-hati dalam menjaga akses data pribadi dan informasi penerima Kartu Prakerja,” kata Hengki.
Berbicara pada sesi ‘Technology Stack Prakerja’ bersama Kepala Teknologi Informasi dan Komunikasi UNS Bambang Harjito, Hengki Sihombing memaparkan bahwa komponen keamanan teknologi Program Kartu Prakerja dapat dibagi dalam beberapa hal.
Dari tampilan umum yang dilihat publik yakni website www.prakerja.go.id, menggunakan bahasa pemrograman umum, yang juga digunakan start-up besar lain di Indonesia, seperti Go Language Programming, Nodejs, ReactJS, dan Ruby On Rails.
Berikutnya, untuk database, Tim Operasi dan Teknologi Kartu Prakerja menggunakan multiple database seperti MySQL, PostgreSQL, Redis, AnalitycDB, dan lain-lain.
“Yang menjadikan pembeda Kartu Prakerja dengan program lain yakni karena seluruh infrastruktur Prakerja menggunakan teknologi cloud, sehingga memiliki performance ekselen. Baik secara keandalan (reliability), skalabilitas (scalabilty), maupun ketersediaan data (availability),” jelasnya.
Hengki mengenang, saat kali pertama bergabung mendesain sistem teknologi Kartu Prakerja, ia membayangkan tingkat kesulitannya.
“Sebagai sebuah program yang akan menyalurkan bantuan pemerintah kepada masyarakat luas, pasti banyak orang akan mengakses. Apalagi Kartu Prakerja merupakan program pemerintah pertama yang terbuka, banyak orang bisa mendaftar dengan memiliki hak sama,” ungkapnya.
Karena itulah, Hengki melanjutkan, Kartu Prakerja kemudian memakai seluruh infrastruktur dari Alibaba Cloud dan menggunakan teknologi seperti Kubernetes, Docker, Istio, Nginx, Kong, NSQ dan Jenkins.
“Ini adalah beberapa teknologi yang umum dipakai beberapa startup unicorn besar untuk memberikan layanan atas tingginya traffic pengakses data setiap hari,” terang pria dengan 15 tahun pengalaman dalam bidang industri digital dan cloud software itu.
Dengan infrastruktur teknologi terkini yang dipakai itulah, sistem informasi Kartu Prakerja mampu bekerja dengan baik, termasuk saat ratusan ribu orang mencoba mengakses server secara bersamaan pada masa pembukaan gelombang baru.
“Prinsipnya, kami terus menjaga dua hal. Pertama, mencegah kebocoran data dengan menjaga keamanan dari pihak-pihak luar yang mencoba masuk pada sistem. Dan kedua, bagaimana tim internal kami melakukan proses data governance. Termasuk strict, tidak memberikan data pribadi dan sharing informasi penerima Kartu Prakerja,” urainya.
Di akhir diskusi, Dosen Teknologi Informasi UNS Bambang Harjito mengapresiasi ‘technology stack’ yang diterapkan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja.
“Dari sisi website, database, engineering, infrastruktur maupun security, Program Kartu Prakerja sudah sangat luar biasa baik dalam memperhatikan keamanan data pesertanya. Tinggal bagaimana terus meningkatkan kemampuan teknologi ini dari tahun ke tahun untuk mengatasi masalah yang akan timbul di masa mendatang,” pungkasnya. (Chs)
Video selengkapnya dapat disimak di