Keterangan Foto: Dari kiri ke kanan- (duduk di depan) Ramly Bangun, Robin Sitepu, HM Tempel Tarigan, Kasman Bangun, Nancy Meinintha Brahmana, Antonius Bangun. Berdiri Musim Tarigan (paling kiri), Budianto Surbakti (berdiri kedua dari kiri), Kitamin Bangun SH (berdiri paling kanan)

HM Tempel Tarigan, Mewariskan Buku Demi Generasi Muda Karo

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Tokoh Suku Karo di Jakarta H Muhammad Tempel Tarigan meluncurkan buku biografinya Selasa 5 Oktober 2021di  Protocol Cafe n Resto di Jalan Raya Kwitang Jakarta Pusat. Buku  bertajuk Senja di Tanjung Merawa mengisahkan perjalanan hidup HM Tempel Tarigan sejak kecil hingga kini berusia 78 tahun.

Menurut penuturan HM Tempel Tarigan, buku itu seyogianya diluncurkan tanggal 14 Agustus 2021 bertepatan dengan ulang tahunnya ke-78. Namun karena kondisi pandemi Covid-19 belum mereda, maka acara peluncuran buku yang sudah disiapkan sejak jauh hari terpaksa ditunda.

“Tapi puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena acara peluncuran buku ini akhirnya bisa terwujud juga hari ini. Saya bangga karena banyak dukungan dari masyarakat Karo di Jakarta, sehingga buku ini bisa terbit dan kini bisa dibaca oleh masyarakat,” kata HM Tempel Tarigan dengan penuh semangat menyambut tamu undangan yang hadir

“Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada pengusaha dan juga pemerhati masalah sosial budaya dan adat Karo, Ramly Bangun atas dukungannya secara moril dan materil untuk penerbitan buku ini. Beliau selalu mendukung, bahkan ikut memotivasi saya untuk terus berkarya dalam hal penulisan buku,” kata Tempel Tarigan.

Dalam acara diskusi atau bisa disebut semacam bedah buku Senja di Tanjung Merawa yang dipimpin Nancy Meinintha Brahmana, hampir semua memberikan apresiasi atas terbitnya buku biografi HM Tempel Tarigan. Semua yang hadir juga mendorong, agar tokoh-tokoh, pejabat atau pengusaha-pengusaha Karo ikut membuat biografi mereka untuk diwariskan bagi generasi muda Karo.

Pengusaha dan pemerhati masalah sosial, budaya dan adat karo, Ramly Bangun mengatakan buku biografi Tempel Tarigan  ditulis berdasarkan true story yang dialami sendiri oleh Pak Tarigan. Namun sayangnya masih banyak yang belum diungkap di buku ini. “Seharusnya buku Senja di Tanjung Merawa itu lebih hebat dari yang sudah ada di tangan Anda ini,” kata Ramly.

Ramly mengatakan hal itu karena dirinya mengenal sejarah dan perjuangan seorang HM Tempel Tarigan. Ada banyak kisah-kisah yang dialami dan belum diungkap di buku ini. Kalau hal ini bisa diwujudkan, maka pembaca akan bisa mengerti dan memahami siapa dan bagaimana perjuangan Pak Tarigan seutuhnya.

‘Saya  sengaja melempar issue ini ke forum ini karena saya beranggapan hal ini sesuatu yang pantas. Dari sisi pembiayaan saya bersedia menjadi salah seorang donatur,” kata Ramly Bangun yang menyarankan agar pembuatan buku biografi ini tidak semata untuk konsumsi pembaca orang Karo, tetapi untuk kalangan non Karo atau nasional.

Dalam kesempatan itu, Ramly Bangun juga menantang kesediaan siapa saja yang berkenan atau untuk menulis lengkap riwayat hidup atau biografi HM Tempel Tarigan secara  komprehensif. Buku ini perlu di revisi dan dilengkapi, sehingga bisa menjadi pelajaran menarik bagi generasi muda Karo.

Sementara itu, Robin Sitepu juga membenarkan bahwa buku biografi HM Tempel Tarigan kurang mendalam, masih banyak belum terungkap. “Saya sebetulnya belum lama mengenal HM Tempel Tarigan, tetapi setelah banyak berbicara rasanya seperti sudah kenal lama banget. Jadi, saya banyak tahu tentang kisah-kisah pengalaman hidupnya,” katanya.

Menurut Robin, sebagai mantan wartawan HM Tempel Tarigan punya pandangan dan daya ingat yang baik tentang pergolakan politik, budaya, pemerintahan dan lain sebagainya pada zamannya.

Pemimpin Redaksi Tabloid Katantaras, Simson Ginting berpendapat buku biografi HM Tempe Tarigan sudah cukup bagus dan enak dibaca. Buku ini sangat menarik. Kehadiran buku ini bisa menjadi referensi bagi masyarakat Karo untuk mengetahui bagaimana kondisi kehidupan saat itu.

Tapi Simson juga setuju bahwa buku ini perlu dilengkapi untuk memperkaya pemahaman pembaca tentang kisah-kisah masa lalu. Melalui acara ini bisa diberikan masukan-masukan bagi perbaikan. Acara semacam ini penting dan bagus bagi kemajuan komunitas Karo. “Komunitas Karo perlu dibentuk untuk membahas topik-topik apa, baik budaya, politik, adat istiadat dan lainnya.

Tokoh Muda Karo yang juga calon pemimpin masa depan Ir Budianto Surbakti M.Si  menilai HM Tempel Tarigan merupakan sosok hebat yang tidak hanya bicara, tetapi juga berbuat. Orangnya sangat bertanggung jawab dan memenuhi janji yang disampaikan.

Ada pengalaman khusus saya dengan beliau ketika mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Karo periode 2019-2024. Meski belum berhasil, tetapi petemuan dengan Bapak HM Tempel Tarigan banyak membantu kami dengan mempertemukan dengan warga Muslim Karo di Tanah Karo.

“Sebagai generasi muda, saya juga sangat bangga dengan Bapak Tempel Tarigan, terutama karena kisah hidupnya yang sangat heroik dan bisa jadi panutan bagi generasi muda. Apa yang ditulis dalam buku biografi ini bisa diteruskan ke generasi muda Karo,” kata Budianto.

Menurut Budianto, orang Karo itu sama seperti  orang Cina yakni akan cepat maju kalau merantau. Kedua suku ini, sama-sama gigih dan berusaha keras menjadi orang mandiri dan sukses di perantauan. “Orang-orang perantau yang bisa mengubah Tanah Karo supaya cepat berkembang dan sejajar dengan daerah lain yang sudah maju,” katanya.

Budianto juga menambahkan bahwa orang Karo membutuhkan komunitas sebagai sarana untuk berbagi inspirasi, motivasi dan inovasi. Hampir semua suku memiliki komunitas untuk memajukan suku dan daerahnya. “Kita orang Karo juga bisa melakukan dengan membahas topik-topik hangat untuk menambah wawasan bagi komunitas maupun sumbang saran bagi kemajuan Tanah Karo,”katanya.

Hadir dalam acara peluncuran buku yang diselenggarakan dengan protokol kesehatan yakni penulis, penyair dan pelukis Nancy Meinintha Brahmana, cucu Rakutta Sembiring Brahmana mantan Bupati Karo Pertama yang sekaligus pemilik Protocol Cafe n Resto, Ramly Bangun,  Robin Sitepu, Simson Ginting (Pemimpin Redaksi Tabloid Katantaras), Budianto Surbakti (tokoh muda Karo di Jakarta), Antonius Bangun (Direktur Utama PT Kesaint Blanc, penerbit buku dan juga  kaset lagu legendaris Karo), Kasman Bangun (Ketua Yayasan Bangun Mulia), Kitamin Bangun SH (mantan Pejabat PD Pasar Jaya) beserta istri, Musim Tarigan warga Karo Depok dan lainnya.(kbn)