Peristiwa meletusnya gunung semeru yang terjadi pada, Sabtu (4/12) pagi itu. Sama sekali tidak disangka-sangka oleh warga Lumajang, sebab biasanya sebelum terjadi erupsi atau letusan biasa ditandai dengan gejala alam.
Safa (45) salah seorang warga Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang menuturkan letusan gunung semeru terjadi secara tiba-tiba disaat kebanyakan masyarakat melaksanakan aktifitas sehari-hari.
“Saat letusan terjadi saya berada diwilayah Kecamatan Candipuro, padahal saya ini mau pulang ke Pronojiwo,” ujarnya.
Ditanya bagaimana dengan kondisi keluarga dan tempat tinggalnya Safa, berharap semuanya baik-baik saja. “Semoga saja semua selamat tidak terjadi apa-apa, ini saya masih terus berkomunikasi untuk bisa pulang,” katanya.
“Saya di sini dan semua masyarakat menyelamatkan diri agar tidak terkena awan panas. Karena juga ada himbauan dari pihak terkait untuk menjauh dari lokasi gunung,” tandasnya
Meletusnya gunung tertinggi se Jawa itu, sempat menjadi viral di dunia maya atau media sosial (medsos). Sebab, dalam video berdurasi sekitar 31 detik mengambarkan suasana mencekam yang berlangsung cepat, sehingga warga berhamburan lari berusaha untuk menyelamatkan diri sambil berteriak membaca takbir.
“Ya Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, tolong, tolong,” jerit ibu rumah tangga dengan nada histeris seperti dalam video yang beredar di jagad dunia maya. (Dri)