Ketua DPRD Gorontalo Halid Tangahu mempertanyakan keberpihakan polisi menyegel tempat penampungan mineral batu hitam di Kecamatan Suwawa Timur, Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Ketua DPRD Gorontalo Pertanyakan Penyegelan Tempat Penampungan Batu Hitam di Suwawa Timur

Loading

GORONTALO (Independensi com) – Sejak tiga tahun ini para pekerja Lingkar Tambang Batu Hitam (Kalkopirit) di lokasi PT. Gorontalo Maining yang merupakan warga Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo telah menggantungkan nasibnya, untuk menyekolahkan anak, serta mencari kelebihan untuk mencari sesuap nasi di lokasi tambang yang sudah 30 tahun ini menjadi sumber/obyek bagi warga Gorontalo mengais rejeki.

Dalam kondisi bencana nasional yang berkepanjangan pademi Covid-19, tiga tahun mendera dunia ekonomi rakyat penambang di Gorontalo terbantukan.

Dengan kondisi ini warga penambang hanya bisa pasrah, namun timbul satu masalah baru, dimana Mabes Polri menurunkan 19 anggotanya yang terbagi dalam 3 tim datang ke Gorontalo, diduga mereka menyelidiki keberadaan Batu Hitam (Kalkopirit) hasil tambang yang menjadi marak dikalangan petugas perhubungan antar pulau, seperti di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, yang harus ditangkap, di Jawa timur ada 5 konteiner sedangkan Tanjung Priok 2 konteiner.

“Selama ini kami memang menambang meskipun pandemi Covid-19 yang menimpa bangsa ini, kami masyarakat/rakyat Gorontalo menaruh harapan hidup di lokasi tambang motomboto Kabupaten Bone Bolango, tapi kenapa sekarang datang oknum Polisi dari Mabes Polri ke tambang tersebut kami,” ujar salah seorang warga yang tidak mau menyebutkan jati dirinya, beberapa waktu lalu.

Warga penambang di Gorontalo mereka meminta agar keberadaan oknum Mabes Polri menjadi perhatian petinggi Polri dalam hal ini Kapolri, yang dinilai dapat memberikan preseden buruk, melihat kondisi warga penambang saat ini.

Ada skala banding wilayah pertambangan seperti Sulawesi Utara khususnya Bolaang Mongondow, bukan hanya puluhan alat berat excavator di tengah hutan bahkan Ratusan alat berat sedang beroperasi di tengah hutan karena kebutuhan rakyat dimana keadilan seluruh Indonesia, penegakan hukum harus sama.

“Ini menjadi pertanyaan kami, kenapa ada oknum polisi yang mendatangi tambang warga. Wajar warga bertanya, kenapa kalau penertiban tidak semua tambang peti yg ada di seluruh Indonesia, kenapa hanya Gorontalo? perihal kedatangan mereka,” jelas Yossy S Manopo kepada wartawan, Minggu (20/03/2022).

Yossy meminta, agar hal ini menjadi perhatian pejabat negara diantaranya Presiden Joko Widodo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Wakil Rakyat di DPR RI maupun di DPRD Gorontalo.

“Saya berharap para pejabat tinggi di negara ini melihat dan memperhatikan kondisi warga penambang yang sudah semakin terpuruk akibat pandemi Covid-19. Warga semakin terpuruk dengan kedatangan oknum polisi ke lokasi tambang,” harap Yossy, jangan tebang pilih hanya untuk kepentingan oknum tertentu.

Sebanyak 50.000 warga Gorontalo yang terbagi 1.500 motor ojeg dan 30.000 orang penambang, menaruhkan dan menggantungkan harapan hidupnya di penambangan Batu Hitam, yang sejak 3 tahun ini berjalan dan lokasi tersebut sudah 30 tahun silam Rakyat Gorontalo menambang di lokasi tersebut di atas sebelum ada perusahan yg masuk tahun 1991 harus menelan pil pahit, lubang tambang serta Batu Hitam (Kalkopirit) harus di pasang polis line oleh oknum polisi.

“Warga meminta kedatangan oknum Polri jangan menjadikan penambang menjadi kelinci percobaan, yang memperkosa hak rakyat, polisi dan rakyat seperti air dan ikan yang tidak terpisahkan, pengayom harus mengayomi,” tegas Yossy.

Gorontalo merupakan bagian dari NKRI yang memiliki hak sama dalam keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Seperti yang dikatakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, memperingati bawahannya dalam sambutan acara penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61, dan Sespimma Polri Angkatan ke-66, di Lembang, Jawa Barat, Rabu 27 Oktober 2021 silam yang isinya “Kalau tak mampu membersihkan ekor, maka kepalanya akan saya potong,”

“Itulah pesan Kapolri bila bawahannya tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya untuk turun langsung kelapangan agar tahu apa yang dirasakan masyarakat,” tegas Yossy mengutip perkataan Kapolri beberapa waktu lalu.

Rakyat Gorontalo memohon kebijaksanaan pemerintah dalam menghadapi bulan suci Ramadhan beberapa hari kedepan untuk dapat mencari nafkah di tanah Gorontalo dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan, mengingat semakin tingginya kebutuhan pokok warga saat ini.