foto birkompu

Kementerian PUPR Rampungkan Dua Jembatan Gantung di Jawa Tengah

Loading

JAKARTA (Indepednensi.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merampungkan pembangunan dua jembatan gantung untuk membantu mobilitas barang dan jasa di tingkat pedesaan di Provinsi Jawa Tengah, yakni Jembatan Gantung (JG) Pagergunung yang terletak di Desa Pagergunung,Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung dan Jembatan Banyusidi di Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian saat meresmikan dua jembatan gantung tersebut pada Sabtu (19/3/2022) kemarin mengatakan, bahwa pembangunan dua jembatan gantung ini merupakan bentuk bantuan pemerintah pusat, khususnya Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, kepada pemerintah daerah.

“Kami hanya pelaksana instruksi Presiden Joko Widodo kepada Menteri PUPR Bapak Basuki Hadimuljono untuk meningkatkan pergerakan produk pertanian, barang, jasa dan orang di tingkat pedesaan,” kata Hedy.

Ia mengatakan bahwa pembangunan Jembatan Gantung Pagergunung bertipe Simetris ini dimulai sejak Juni 2021 hingga Desember 2021 dengan anggaran sebesar Rp2,5 miliar. “Jembatan Pagergunung ini memiiki bentang 60 meter dengan lebar 1,8 meter sehingga dari spesifikasi tersebut, jembatan ini khusus diperuntukan bagi pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Namun berdasarkan papan petunjuk safety yang dipasang  di kedua sisi jembatan, dalam keadaan darurat kendaraan roda empat seperti Ambulans boleh melintas,” kata Hedy.

Jembatan kedua yang secara simbolis ikut diresmikan ialah Jembatan Gantung Banyusidi, di Kabupaten Magelang. Jembatan ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp4,8 miliar dan dibangun pada Oktober hingga Juni 2021. Setelah diresmiman Hedy menyerahkan pengelolaan jembatan gantung ini kepada pemerintah daerah dan warga sekitar untuk ikut menjaga jembatan ini.

“Jembatan Gantung Rigid ini memiliki panjang bentang 42 meter dengan lebar 1,8 meter. Fungsinya menghubungkan dua desa, yaitu Banyusidi dan Surodadi. Jembatan Gantung ini dibangun karena jalur penghubung kedua desa berupa jalan setapak terjal maupun turunan tajam menuju sungai. Kondisi serupa juga dijumpai pada lokasi pembangunan Jembatan Pagergunung,” tutur Hedy.

Anggota Komisi V DPR RI Sujadi mengatakan, jembatan gantung ini merupakan bentuk kasih sayang Pemerintah Pusat kepada masyrakat, khususnya di Kabupaten Temanggung. Sebelumnya pada tahun 2017, Presiden Joko Widodo dan Menteri PUPR Basuki telah meresmikan Jembatan Gantung Galeh sepanjang 90 meter yang menghubungkan desa Gandurejo, Kecataman Bulu ke Desa kauman di Kecamatan Parakan.

Sukarman, Kepala Desa Pagergunung mengatakan sebelum jembatan gantung ini dibangun lalu lintas menuju desa Gandurejo harus melewati lereng Gunung Sumbing sedalam 60 meter.  Sementara akses jalan utama selama ini harus memutar dengan memakan waktu 20-30 menit. Setelah jembatan ini tersambung, waktu tempuh kedua desa terpangkas menjadi 2-3 menit saja.

Berdasarkan data, Kementerkan PUPR melalui Ditjen Bina Marga telah membangun lebih dari 300 Jembatan Gantung di seluruh Indonesia. Pada tahun 2021 Ditjen Bina Marga telah menyelesaikan 66 jembatan Gantung.

Turut hadir dalam peresmian tersebut Anggota Komisi V DPR RI Sujadi, Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq, serta Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah – Daerah Istimewa Yogyakarta Wida Nurfaida. (wst)