Suhardiman Amby AK MM

PLT Bupati Kuansing Drs H Suhardiman Amby AK, MM: Perbedaan Harus Dijadikan Sebagai Perekat Persatuan

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) –Semua pihak harus bersatu padu, untuk membangun Kabupaten Kuantan Singingi.

Beda pendapat dalam berdemokrasi adalah sebuah kewajaran.

Kita harus belajar dari perpolitikan nasional, sebagaimana dilakukan Presiden Joko Widodo merangkul semua pihak, demi kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ketika sudah menjadi pemimpin, mari melupakan perbedaan, kita harus bersatu membangun Kabupaten Kuantan Singingi.

Bagaimana Presiden merangkul Pak Prabowo  dan Pak Sandiaga Uno, bersama-sama membangun dengan satu sikap, NKRI.

Perbedaan dan keberagaman harus dijadikan sebagai perekat persatuan, agar visi misi ‘Kuansing Bermarwah’ terwujud di tahun 2026.

Hal itu dikatakan Drs H Suhardiman Ambi AK, MM, Plt Bupati Kuantan Singingi – Provinsi Riau menjawab  pertanyaan Independensi.com, melalui Whatsaap, Sabtu (26/3) sore.

Menurut Suhardiman Amby, persoalan kacang sama kulit, itu istilah kuno dan kampungan.

Semua pihak harus bersatu untuk memperbaiki dan membangun Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).

Mulai dari tokoh adat, agama dan semua suku bangsa, dan lebih penting para tokoh partai. Kita terlahir di negeri Bhinneka Tunggal Ika.

Mari melupakan perbedaan untuk membangun Kuansing.

”Jadikan perbedaan dan keberagaman sebagai perekat persatuan,” kata Suhardiman.

Sebagai Ketua Partai Hanura Kabupaten Kuantan Singingi, diketahui bahwa Suhardiman Amby sangat intens melakukan komunikasi dengan berbagai partai politik.

Menurut Ali Amran tokoh masyarakat Logas Tanah Darat Kab Kuansing, bahwa Suhardiman Amby selaku Plt Bupati Kuansing sering melakukan konsolidasi lintas partai.

Suhardiman selalu berpendapat bahwa demokrasi yang sehat harus didukung, walaupun beda pendapat dalam sebuah tafsir regulasi, kata Ali.

Terkait adanya beda pendapat dengan unsur pimpinan di DPRD Kabupaten Kuantang Singingi (Kuansing) hingga timbul pendapat dari Ketua DPRD Kuansing yang menuduh Plt Bupati Kuansing terlalu mencampuri urusan intern DPRD Kuansing, Suhardiman Amby justru bertanya.

“Disisi mana saya terlalu mencampuri urusan intern DPRD Kuansing, mana contoh yang dituduhkan saya campuri,” ujar Suhardiman Amby Plt Bupati Kuansing dengan nada tanya.

Sebagaimana diberitakan berbagai media, Dr Adam SH,MH Ketua DPRD Kuansing menuduh Suhardiman Amby – Plt Bupati Kuansing, Prov Riau terlalu mencampuri urusan internal di DPRD Kabupaten Kuantan Singingi.

Bahkan dengan lantang, Adam yang juga ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Kuansing itu, menyatakan agar Suhardiman Amby tidak nantang – nantang menyampaikan komentar diluar tupoksinya.

Sebagai Plt Bupati kata Adam, Suhardiman Amby harus menempatkan dirinya sebagai pengayom semua kalangan, dan harus menjaga sikap profesionalitas, bukan membuat daerah tak kondusif yang menurut Adam telah mengobok-obok internal dewan.

Ironisnya, saat Independensi.com menanyakan mana bagian internal dewan yang di obok-obok Plt Bupati Suhardiman Amby, sayangnya, Ketua DPRD Kuansing Dr Adam SH,MH yang dihubungi lewat whatsaap tidak menjawab.

Walaupun WA yang dikirim sudah ada dibaca, namun hingga berita ini dikirim ke-redaksi, belum dijawab.

Jika dilihat secara kasat mata, sejak Suhardiman Amby dipercaya menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kuantan Singingi – Provinsi Riau bahwa, Suhardiman Amby dapat dikatakan berkomitmen untuk memajukan pembangunan di Kabupaten Kuantan Singingi.

Sebagai ketua Partai Hanura Kab  Kuansing kata Darwis anggota DPRD Kuansing sebagaimana dikutip dari go riau, Suhardiman Amby selalu melibatkan semua pihak, mulai dari tokoh adat, tokoh agama hingga tokoh politik, agar bersinergitas membangun Kab Kuansing.

Lebih lanjut Darwis menjelaskan, komunikasi politik yang dibangun elit partai adalah dinamika biasa.

Hanya saja suhu politik di Kabupayen Kuansing memanas karena adanya agenda pemilihan Alat Kelengkapan Dewan ((AKD) DPRD Kuansing.

Bahkan sampai ada yang menuding Suhardiman Amby memecah belah dan mengobok-obok DPRD Kuansing.

“Itu tidak benar dan keliru. Komunikasi politik hal biasa, hari ini dengan partai ini, besok dengan partai lain,” kata Darwis. (Maurit Simanungkalit)