Foto : Pudak Galery sebuah bangunan yang didesain sebagai sentra pelaku UMKM di Gresik, Jawa Timur, tampak sepi tanpa ada kegiatan usaha.

Miris Pudak Galery Bangunan Bernilai Rp 8 Miliar Terbengkelai

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Pudak Galery yang awalnya disiapkan oleh Oemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, Jawa Timur, sebagai sentral produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) tampak mengenaskan.

Pasalnya, bangunan yang berada dilokasi strategis Jalan Pahlawan Gresik itu. Seolah tanpa penghuni sama sekali, bahkan stand atau kios yang sudah tersedia ditinggalkan penyewanya karena sepi pengunjung.

Kondisi tersebut memantik reaksi sinis dari Bendahara DPC PDI Perjuangan Gresik Siti Muafiyah yang menyayangkan ketidak mampuan Pemkab setempat dalam mengelolah bangunan yang menghabiskan uang APBD.

Padahal, lokasi Pudak Galery berada di jatung Kota Gresik yang selalu ramai dan sering dilewati orang dari berbagai daerah saat berkunjung atau berziarah ke wisata religi Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim.

“Kalau Pudak Galery ini dikelola dengan baik, pasti bisa untuk pemberdayaan pelaku UMKM. Sebab, lokasinya berada di kawasan strategis lho.. dekat dengan Alon-alon Kota Gresik dan bersebelahan langsung dengan Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim yang selalu ramai didatangi orang dari berbagai daerah,” ungkapnya, Selasa (5/7).

“Pudak Galery saat ini sebenarnya menjadi apa? Apa hanya sebagai bangunan saja tampak ada apa-apanya. Kalau memang mau dijadikan sentra warkop (warung kopi) pun, harus belajar ke orang yang berhasil. Seperti, warkop Cak Ri yang menjadi salah satu warkop iconik bagi warga Gresik,” ujarnya.

Padahal masih menurut Siti, konsep yang dibuat saat membangun Pudak Galery pasti sudah matang dan jelas peruntukannya. Tapi kenapa kok sampai sekarang tidak jalan, bahkan geliatnya pun tidak nampak.

“Dulu, Warkop Cak Ri berada di belakang Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gresik, di Jalan Wahidin Sudirohusodo Kecamatan Kebomas. Karena, lahannya terimbas proyek DKP, warkop Cak Ri pindah ke ruko di Kawasan Industri Gresik (KIG). Hebatnya pembelinya tetap ramai dan membludak,” tuturnya.

Harusnya lanjut Siti, Pemkab Gresik melalui Dinas Koperasi, UKM dan Perindag sebagai institusi terkait. Bisa  mencontoh kiat-kiat yang diterapkan Warkop Cak Ri, hingga membuat pelanggan terpikat.

“Diskop kan punya tim yang memang ahli dibidangnya, semestinya bisa mencari formula yang tepat bagaimana masyarakat bisa datang dan enjoy di Pudak Galery agar kondisinya tak sepi seperti saat ini berubah,” tandasnya.

Senada juga di sampaikan Wakil Ketua DPRD Gresik Ahmad Nurhamim bahwa keberadaan Pudak Galery tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga, bangunan dengan fasilitas yang ada dan menghabiskan uang APBD senilai Rp 8 miliar terkesan terbengkalai.

“Aset daerah berupa Pudak Galery harus benar-benar diberdayakan, untuk memperdayakan perekonomian masyarakat,” pungkas Ketua DPD Golkar Gresik ini. (Mor)