DEPOK (Independensi.com) – Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok dan para orang tua siswa yang belum mendapatkan sekolah, kembali mendatangi SMAN 14 Kota Depok. Hal ini disampaikan oleh Roy Pangharapan selaku ketua DKR Kota Depok melalui rilis yang disampaikan kepada pers di Depok, Senin (1/8/2022).
Sebelumnya pada aksi Jumat (30/07) DKR berjanji akan kembali mendatangi SMAN 14, untuk memastikan siswa miskin mendapatkan sekolah.
“Ya sesuai janji kami saat aksi hari Jumat, akan kembali datang ke sekolah untuk memastikan bahwa siswa miskin mendapatkan sekolah,” ujar Roy Pangharapan.
Namun ternyata kepala SMAN 14 Depok tidak ada ditempat, hanya ada dua orang staf tata usaha, yang tidak bisa mengambil keputusan saat menghadapi rombongan DKR kota Depok.
“Kepala sekolah tidak ada ditempat, hanya ada 2 orang staf tata usaha, satu diantara saudara Ihsan, yang mengatakan tidak tahu keberadaan Kepala Sekolah. Sepertinya kepala sekolah menghindar,” jelas Roy Pangharapan.
Pihak tatausaha diminta untuk segera menghubungi kepala sekolah via WhatsApp, namun ternyata tidak ada balasan.
“Akhirnya pimpinan DKR kota Depok beserta orang tua siswa meninggalkan sekola ,seraya menitipkan surat pemberitahuan untuk kepala SMAN 14.
“Ya sangat terpaksa kita kembali akan melakukan aksi
massa,” tegas Roy Pangharapan.
Diberitakan sebelumnya bahwa,pada Jumat (29/7/2022) DKR telah melaksanakan aksi massa di SMAN 14, namun belum mendapatkan hasil yang maksimal, belum semua mendapatkan sekolah.
“Bagi kami yang penting siswa miskin harus mendapatkan sekolah. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat harus memberikan solusinya,” tutup Roy Pangharapan.
Roy menegaskan bahwa Gubernur Ridwan Kamil kerap berjanji akan memastikan semua siswa bisa sekolah.
Gubernur Pencitraan
Beberapa waktu lalu kepada Bonge aktivis Citayam Fashion Week (CFW) di sebuah televisi, Ridwan Kamil memastikan bisa sekolah. Bahkan Gubernur meminta agar Bonge mengumpulkan teman-temannya yang kesulitan sekolah.
“Namun buktinya sampai sekarang gubernur masih membiarkan banyak anak dari keluarga miskin tidak sekolah. Jadi kemungkinan besar memang gubernur hanya pencitraan. Orang miskin harus berjuang sendiri agar anaknya bisa sekolah,” tegas.
Menurut Roy Pengharapan setiap tahun DKR menerima laporan dan permohonan orang tua siswa miskin untuk mendapat sekolah negeri.
“Setiap tahun juga kami harus memperjuangkan mereka karena tidak ada yang perduli. Buat keluarga yang mampu mereka bisa beli bangku sekolah. Tapi buat yang tidak mampu hanya protes dan aksi massa yang bisa dilakukan,” tegasnya. (*)