“Ada tiga bahan kebutuhan pokok yang berpotensi naik harganya, seperti tepung terigu, cabai dan bawang yang terpantau mengalami kenaikan secara bertahap,” ujar Kepala Diskoperindag Gresik, Malahatul Fardah, Jumat (9/9).
“Tak bisa dipungkiri kenaikan harga BBM, bakak berkaitan erat dengan naiknya harga bahan kebutuhan pokok,” ucapnya.
Fardah menambahkan, dampak kenaikan BBM sejak 3 September 2022 lalu belum terlihat pada minggu ini. Namun, pihaknya akan terus memantau dan akan melakukan berbagai langkah agar harga-harga barang pokok tidak melonjak signifikan.
“Beberapa hal yang akan kita lakukan adalah terus melakukan sidak, untuk terus memantau perkembangan harga di pasar dengan melibatkan satgas pangan di Kecamatan/Desa. Serta, melakukan operasi pasar, hingga melakukan koordinasi dengan koperasi yang ada di pasar guna mengamankan stok barang khususnya bahan kebutuhan pokok,” tukasnya.
Selama ini, lanjut Fardah berdasarkan data dari BPS mencatat bahwa inflasi di Kabupaten Gresik dari tahun ke tahun cenderung rendah dan stabil.
“Tingkat inflasi Kabupaten Gresik pada tahun 2020 cenderung rendah yakni 1,34 persen akibat pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang mengakibatkan rendahnya permintaan akan komoditas,” ungkapnya.
“Pada tahun 2022 bulan Juli lalu, inflasi Kabupaten Gresik tercatat 3,74 persen yang secara umum masih berada dibawah angka inflasi nasional sebesar 3,85 persen dan angka inflasi Provinsi Jatim 3,95 persen,” pungkasnya. (Mor)