Kegiatan tersebut meliputi Program Magang Santri dan Program Pesantrenpreneur (Pendidikan Vokasi Pondok Pesantren), untuk wilayah Jawa Timur, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bersama PT Pegadaian, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) (Pelindo), serta PT PLN (Persero) yang bertindak sebagai koordinator program.
Menteri BUMN, Erick Thohir menjelaskan, pada tahun 2030 diprediksi jumlah penduduk Indonesia dengan usia produktif mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk.
Sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia memiliki ribuan pondok pesantren. Para santri dan santriwati diyakini akan turut berkontribusi membawa Indonesia menuju negara maju serta berani menghadapi tantangan.
“Program magang santri ini kolaborasi yang sukses antara BUMN, perguruan tinggi dan pesantren dalam meningkatkan kualitas SDM,” katanya.
Dalam kegiatan itu, Kementerian BUMN juga telah membuka kegiatan Program Pesantranpreneur tahun 2022 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan berwirausaha agar pondok pesantren menjadi mercusuar peradaban, serta pusat pemberdayaan muslimpreuneur.
Program Pesantrenpreneur (Pendidikan Vokasi Pondok Pesantren) ini, diikuti 78 pengajar yang telah berpartisipasi dalam Program Training of Trainer (ToT) pada Mei 2022 lalu. Mereka berasal dari pondok pesantren di Surabaya, Jember dan Kediri
Pengajar dibekali pengetahuan tentang bisnis terapan yaitu Teknologi dan Rekayasa, Teknologi dan Informasi, Kesehatan, Agrobisnis, Perikanan dan Agroteknologi, Bisnis dan Manajemen, serta Tata Rias dan Tata Boga.
General Manager of CSR SIG, Edy Saraya menjelaskan saat ini SIG menerima 20 santri magang di perusahaan. Mereka akan belajar mengenai proses bisnis serta metode kerja selama 3 bulan, juga akan mendapatkan sertifikasi magang.
“Ada 26 pondok pesantren yang pengajarnya mengikuti program ToT. Setiap pondok setidaknya mempunyai 15 santri untuk dididik, sehingga sedikitnya ada 390 santri yang diharapkan menjadi wirausahawan,” ujarnya, Kamis (15/9).
Pengajar dari Pondok Assalafi Al Fithrah, Sudarsono berharap ilmu yang diperoleh selama mengikuti ToT dapat bermanfaat untuk para santri.
“Kami berharap santri memiliki skill tambahan, sehingga bisa merintis usaha serta membuka peluang kerja bagi masyarakat,” tutupnya. (Mor)