JAKARTA (Independensi.com) – Virolog dan Ahli Penanganan Wabah Penyakit Dr. Mohammad Indro Cahyono menyampaikan beberapa langkah dan persiapan sederhana yang bisa dilakukan oleh masyarakat yang berada pada daerah rawan banjir.
“Masyarakat perlu tahu bagaimana menghadapi keadaan darurat ditengah bencana banjir. Agar dapat menyelamatkan dirinya keluarga dan tetangga terdekatnya,” tegas Dr. Indro Cahyono dikutip di Jakarta, Kamis (10/11) dari paparannya pada Lokakarya dan Seminar yang diadakan Gerakan Cinta Rakyat (Gencar) dan Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Sumatera Selatan, Selasa (8/11) bersama Pemerintah Kota Palembang membahas kesiapsiagaan kolektif mengatasi masalah banjir yang terjadi pada musim hujan.
Indro Cahyono menyampaikan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir perlu menyiapkan obat-obatan darurat yang sederhana, murah dan mudah didapat seperti Norit (Karbon aktif), Lotion anti nyamuk, Obat masuk angin, obat antiseptik (Betadine), tablet parasetamol, Vitamin C & Vitamin E dan garam krosok (laut).
“Siapkan juga stok makanan yang mudah didapat berupa biskuit kering, madu, pisang, serai, jahe dan lengkuas. Kalau bisa ada stok tabung gas. Siapkan juga stok air mineral, pemutih pakaian dan sitrun,” ujarnya.
Setiap orang menurutnya harus bisa memiliki alat komunikasi karena sangat vital dalam keadaan darurat.
“Jadi handphone sangat penting. Catat nomer darurat BPBD, PLN, dan POLISI. Siapkan charger handphone terisi full,” ujarnya.
Indro Cahyono menjelaskan bahwa kesulitan mendapatkan air bersih adalah masalah umum ditengah banjir. Untuk itu masyarakat bisa melakukan sterilisasi air minum darurat dengan menggunakan menggunakan Sodium Hipoklorit 4 ppm dan dan 1 ml pemutih pakaian untuk 15 liter air.
“Dengan demikian masyarakat bisa mendapatkan konsentrasi aman air bersih untuk dikonsumsi,” ujarnya.
Untuk melakukan desinfeksi darurat menurutnya bisa dilakukan konsetrasi menghancurkan virus dan bakteri menggunakan Sodium hipoklorit 0.5% yaitu 1 bagian pemutih pakaian + 9 bagian air (1 : 10)
Untuk air mandi darurat bisa dilakukan sterilisasi air mandi dengan menggunakan 1 gram sitrun + 1 liter air (pH 3) atau 1 sendok makan sitrun (10 gram) + 10 liter air.
“Untuk menghindari gatal di kulit bisa membuat salep anti bakteri dan virus dengan menggunakan handbody lotion besar (475 ml) + 2 sendok sitrun (20 gram). Dioleskan di bagian bengkak atau melepuh tertutup,” jelasnya.
Di tengah bencana alam khususnya banjir, masyarakat menurutnya perlu mengetahui sumber-sumber dari infeksi virus dan bakteri yaitu, makanan lama atau busuk, makanan dan minuman yang tercemar, dan lingkungan tercemar.
Indro Cahyono mengatakan, penyakit yang paling umum ditengah banjir adalah diare akibat infeksi virus dan bakteri. Pencegahan infeksi virus adalah vaksinasi virus utuh sekali lewat infeksi alami. Orang yang sudah terinveksi akan mendapatkan peringatan data virus utuh pada sel B memori. Selain itu pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan rumah jika ada yang sakit.
“Penanganan jika ada yang sakit adalah dengan menaikan produksi sel-sel kekebalan tubuh dan antibodi dengan konsumsi vitamin A, C, & E. Naikkan energi untuk sistem kekebalan tubuh danproduksi antibodi dengan makan yang bergizi atau minum madu. Istirahat cukup untuk mengefektifkan energi. Paling ampuh dengan mengkonsumsi ramuan 131,” tegasnya.
Untuk mencegah bakteri penting untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman yang di konsumsi dan menjaga kebersihan lingkungan rumah jika ada yang sakit.
“Untuk penangangan penyakit karena bakteri gunakan karbon aktif atau norit untuk menetralkan racun dari bakteri. Gunakan antibiotik spektrum luas yang aman dan sesuai dosis untuk bakteri.
Infeksi E.Coli dan Diare
1. Pastikan selalu minum air bersih/matan atau air steril
2. Jika mulai timbul gejala diare segera minum norit
3. Makan pisang dan minum madu
Penyakit Kulit
1. Mandilah dengan air mandi yang steril yang bebas virus dan bakteri
2. Jika gatal dan bengkak segera oles dengan salep anti bakteri dan virus
3. Jika bengkak pecah dan timbul luka segera oles betadine
Influenza
1. Saat mulai bersin dan pilek segera cuci hidung dengan air garam 1%
2. Minum ramuan 131 sehari 2 kali selama seminggu
3. Minum vitamin C dan E sebutir sehari
4. Makan pisang dan minum madu
Leptosporosis
1. Semprot tempat bekas banjir dengan menggunakan desinfektan pemutih pakaian (1:10) kemudian dibersihkan dengan pembersih lantai.
2. Jika mulai timbul gejala mual, muntah segera biat dan minum ramuan Sapu Jagad sehari 2 kali selama seminggu
3. Makan pisang dan minum madu
Typus
1. Jaga selalu makan makanan yang bersih
2. Jika mulai timbul gejala mual, muntah segera buat dan minum ramuan Sapu Jagad sehari 2 kali selama seminggu
3. Makan pisang dan minum madu
4. Bersihkan bekas toilet dengan desinfektan pemutih pakaian (1:10) setiap selesai digunakan
Demam Berdarah
1. Jaga agar tidak dehidrasi dengan minum dan makan yang cukup
2. Jika demam/panas dengan suhu >37.5 °C berikan Parasetamol tablet, setelah normal hentikan pemberian
3. minum ramuan Sapu Jagad sehari 2 kali selama 3 minggu
4. Makan pisang dan minum madu.
Pesan Siti Fadilah
Dalam sambutannya Ketua Dewan Pembina Dewan Kesehatan Rakyat (DKR), Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) menegaskan bahwa, desa siaga, kelurahan siaga dan RT Siaga adalah kunci dalam menyelamatkan rakyat di tengah bencana alam khususnya banjir.
“Segera bentuk desa siaga, kelurahan siaga dan RT Siaga disemua wilayah rawan banjir. Bangun kegotongroyongan antar masyarakat agar siap sewaktu waktu dalam keadaan darurat,” tegas Menteri Kesehatan RI 2004-2009 ini yang hadir secara virtual.
Pembahasan bersama tersebut dilakukan dalam seminar dan lokakarya di Aula Parameswara Pemkot Palembang, Selasa (8/11).
Dalam kegiatan tersebut, dibahas sejumlah makalah dari pejabat Pemkot Palembang, BPBD Provinsi Sumsel, drh. Indro Cahyono (Virolog), Dr. Widjaja Lukito (ahli gizi), Web Warow (Ketua Umum DKR), Zainal Abidin (Ketua DPRD Kota Palembang).
Panitia Pelaksana dari DKR Sumsel Anwar Sadat mengatakan sesuai tema seminar, untuk menghadapi bencana banjir pada musim hujan seperti sekarang diperlukan kesiapsiagaan kolektif dalam penanggulangan bencana untuk keselamatan dan kesehatan masyarakat.
Setiap musim hujan, masyarakat di Kota Palembang selalu dihadapkan dengan masalah banjir, jika hujan lebat turun cukup lama atau lebih dari satu jam, sejumlah ruas jalan protokol dan kawasan pemukiman penduduk tergenang air atau mengalami banjir hingga di atas 50 cm.
Dampak banjir tersebut menimbulkan banyak kerugian masyarakat, karena perabotan rumah tangga dan peralatan elektronik rusak, serta terhalangnya aktivitas akibat jalan tergenang air.
Kemudian, gangguan kesehatan akibat air hujan yang meluap bercampur dengan air dari saluran pembuangan yang kotor serta berbau busuk, bahkan ada beberapa masyarakat yang meninggal dunia akibat tersengat aliran listrik setelah air hujan menggenangi rumahnya.
Melihat dampak dari bencana banjir tersebut, kata dmantan Direktur Eksekutif Walhi Sumsel itu, diperlukan solusi yang tepat dan cepat menghadapi kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan sekarang ini dan tahun-tahun berikutnya.
Sebelumnya, Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan menghadapi kemungkinan terjadinya banjir, pihaknya telah melakukan berbagai tindakan antisipasi, seperti menggalakkan gotong royong bersama pegawai Pemkot Palembang dengan masyarakat membersihkan sungai dan saluran air di sekitar pemukiman penduduk.
“Selain itu, melakukan normalisasi sungai, kolam retensi, mengoptimalkan pompanisasi, dan menyiapkan tim reaksi cepat penanggulangan banjir, ujar Harnojoyo,” ucapnya. (*)