JAKARTA (Independensi.com) – Persiapan pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono tinggal menghitung jam. Acara siraman jelang akad nikah dilakukan, Jumat (9/12/2022). Kemudian acara akad nikah dilangsungkan di Pendopo Agung Kedaton Ambarrukmo, Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Sabtu (10/12/2022). Sedangkan acara resepsi digelar di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Minggu (11/12/2022).
Kendati banyak kegiatan sebelum acara, kedua pasangan calon pengantin ini ternyata telah mempersiapkan diri dalam membangun rumah tangga dengan baik. Seperti sang pengantin putri, Erina telah mengisi aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) dan mendapatkan sertifikat dengan hasil yang ideal.
“Saya sudah men-download dan mengisi semua kuesioner di aplikasi Elsimil. Sangat mudah dan jelas informasinya,” kata Erina seperti dikutip dari rilis Media Center Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang berkunjung di kediamannya di kawasan Mlati, Sleman, Yogyakarta pada akhir November lalu.
Menurut Erina, seluruh kuesioner dalam aplikasi Elsimil yang dikembangkan BKKBN sebagai langkah untuk pencegahan stunting sejak dini. Banyak informasi yang dibutuhkan oleh calon pengantin maupun calon ibu yang mempersiapkan kehamilan setelah menikah ada di dalam aplikasi Elsimil. Dari pengisian kuesioner, Erina telah mendapatkan sertifikat Elsimil dengan hasil ideal untuk hamil.
Erina yang kelahiran Pennsylvania, Amerika Serikat pada 26 tahun lalu ini adalah putri dari almarhum Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Dr. Mohammad Gudono, M.B.A., Akt., Ph.D dan Sofiatun. Gadis cerdas yang punya catatan karier bagus di beberapa perusahaan multinasional ini juga seorang model dan menjadi finalis Putri Indonesia 2022 mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagai anak muda dengan usia matang untuk menikah, Erina juga berpesan kepada generasi muda yang sedang mempersiapkan perkawinan untuk menjaga kesehatan diri dan pasangannya. Hal ini dilakukan agar saat hamil nantinya dalam keadaan sehat sehingga melahirkan anak-anak yang sehat dan terhindar dari stunting.
Dikutip dari pemberitaan di beberapa media, Kaesang mengatakan dirinya menyerahkan penuh kepada Erina dalam kesiapannya untuk hamil dan punya anak. Kaesang mengatakan akan mengikuti apa yang terbaik menurut Erina. Punya berapa anak saya serahkan kembali ke Erina karena ‘kan itu badannya Erina,” kata Kaesang
Sementara itu Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Depok, Muhammad Wiyono mengatakan, berkas persyaratan perkawinan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono telah lengkap. “Proses administrasi di KUA Depok berjalan lancar. Kami menerima kiriman berkas (persyaratan) yang sudah komplit, termasuk sertifikat Elsimil dari KUA Mlati tempat domisili Mbak Erina,” kata Wiyono yang akan menjadi penghulu pernikahan Kaesang-Erina.
Apresiasi
Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G. (K) menyampaikan ucapan selamat kepada Kaesang Pangarep dan Erina Gudono dalam membangun rumah tangga. Hasto juga menyampaikan apresiasi kepada Kaesang dan Erina dalam persiapan dan perencanaan membangun rumah tangga mereka dengan melakukan prekonsepsi, yakni mengisi aplikasi Elsimil.
Elsimil menurut Hasto merupakan aplikasi yang dikembangkan BKKBN bersama dengan Kementerian Agama sebagai upaya pencegahan stunting. Kuesioner dalam aplikasi Elsimil adalah skrining awal terhadap risiko bayi yang dilahirkan dalam kondisi stunting.
“Risiko stunting itu terjadi sejak pembuahan dalam rahim ibu, delapan minggu atau 56 hari itu sudah bisa diprediksi terjadinya stunting. Pencegahan stunting hanya dapat dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan, yakni 270 hari dalam kandungan dan 730 hari atau anak sampai usia dua tahun,” kata Hasto yang juga dokter spesialis obstetric dan gynecologi serta pakar bayi tabung ini, Jumat (9/12/2022).
Adapun data yang dimasukkan dalam aplikasi Elsimil calon pengantin adalah usia, status gizi, berat dan tinggi badan, ukuran lingkar lengan atas dan lingkar perut, kadar hemoglobin (Hb) dan perilaku lain seperti perokok atau tidak. Penggunaan aplikasi Elsimil, akan disertai pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang dibentuk BKKBN.
Jika hasil aplikasi Elsimil menunjukkan kurang ideal untuk hamil, perkawinan tetap boleh digelar namun TPK akan merekomendasikan untuk menunda kehamilan. Selanjutnya TPK memberikan intervensi yang direkomendasikan serta memonitor status gizi calon pengantin sampai kondisi pasangan tersebut membaik dan menjadi ideal untuk hamil. Selain berfungsi sebagai alat skrining dan media komunikasi dengan TPK, Elsimil juga berfungsi sebagai media edukasi tentang kesehatan reproduksi, kontrasepsi, kesiapan pranikah, kesiapan kehamilan, serta cegah kanker.
Dukungan Erina terhadap penggunaan Elsimil tentu tidak lepas dari peran Bu Sarjiyem, anggota TPK Mlati dari unsur PKK. Melalui Bu Sarjiyem informasi tentang aplikasi Elsimil ini disampaikan kepada keluarga Gudono untuk diteruskan kepada Erina yang bekerja dan tinggal di Jakarta. “Jika nantinya harus melakukan pendampingan, saya juga tidak rikuh-rikuh, karena Mbak Erina itu waktu kecilnya saya turut membantu mengasuhnya,” kata Bu Sarjiyem.