Gus Falah : Gusur Sekolah, Pemkot Depok Terjebak Formalisme Agama!

Loading

JAKARTA (Independensi)- Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) mengkritisi sikap Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang tetap berupaya mengosongkan SDN Pondok Cina (Pocin) 1 di Jalan Margonda dan mengalihfungsikan lahan tersebut untuk pembangunan masjid raya.

Gus Falah menegaskan, kebijakan Pemkot yang dinahkodai Wali Kota Mohammad Idris itu terjebak dalam formalisme agama yang tak bermaslahat bagi umat dan masyarakat.

Gus Falah menjelaskan formalisme agama dalam konteks ini bermakna sebagai pola keagamaan yang hanya mementingkan aspek legalistik formalnya, seperti ritual dan simbolisasi agama. Sedangkan, kemaslahatan bagi masyarakat banyak diabaikan.

“Shalat memang sangat penting dan mendasar dalam Islam, bahkan Shalat tidak bisa disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lain,” tegas Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/12/2022).

“Tapi menggunakan alasan membangun masjid sebagai tempat shalat, untuk menggusur sekolah yang berfungsi mencerdaskan umat, tak bisa dibenarkan. Sebab, belajar untuk menjadi cerdas juga merupakan ibadah dalam Islam,” tambah Ketua Tanfidziyah PBNU itu.

Gus Falah menyatakan, dalam pandangan Islam, pendidikan merupakan suatu kewajiban. Tidak sedikit ayat-ayat Al-Quran maupun hadits yang menegaskan menuntut dan mencari ilmu sebagai kewajiban manusia beriman.

Gus Falah pun mengutip surat Al Mujadalah ayat 11 :

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

“Maka jelas bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan orang-orang yang berilmu pengetahuan. Sehingga menuntut ilmu dalam Islam, adalah kewajiban,” papar Gus Falah.

Karena itu, lanjut Gus Falah, tindakan Pemkot Depok menggusur SDN Pondok Cina 1 berarti juga menghalangi upaya anak-anak Muslim untuk menuntut ilmu, sebagaimana diwajibkan agama. Apalagi, di sepanjang Jalan Margonda Raya itu sebenarnya sudah ada masjid dalam jumlah tak sedikit.

“Masjid-masjid itu saja dikembangkan oleh Pemkot. Atau kalau mau membangun masjid baru, di lahan yang tak terpakai. Jangan menggusur sekolah. Masjid dan sekolah sama-sama penting bagi kemaslahatan umat,” tegas Gus Falah.

Seperti diketahui, polemik penggusuran SDN Pocin 1 dimulai sejak 9 November 2022. Saat itu pintu masuk ke sekolah tersebut ditutup oleh trotoar baru hasil revitalisasi yang sedang dijalankan Pemerintah Kota Depok.

Trotoar sengaja dibuat tinggi karena sekolah itu bakal digusur dan digantikan Masjid Margonda Raya, sementara siswa disana akan dipindahkan sekolah melebur ke SDN Pondok Cina 3 dan 5.

Ratusan orang tua siswa pun menolak pemindahan tersebut, karena akan memberatkan para siswa yang harus terpecah di dua sekolah. Mereka memilih bertahan belajar di SDN Pocin 1.

Tapi penolakan para orang tua itu tidak diakomodir oleh Pemerintah Kota Depok. Bahkan pada Minggu (12/12), Satpol PP Kota Depok dikerahkan untuk merobohkan bangunan SDN Pocin 1. Namun, rencana tersebut batal karena mendapatkan perlawanan dari orang tua siswa.