Gus Falah Dukung Upaya Pertamina Pangkas Impor Bensin

Loading

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR-RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) mendukung rencana PT Pertamina (Persero) mencampur bensin dengan metanol. Metanol ini bisa berasal dari batu bara, gas alam, jagung hingga tebu.

Hal itu dilakukan Pertamina untuk memangkas impor bensin atau gasoline.

Gus Falah mengungkapkan, impor bensin sampai tahun lalu masih terus meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bensin sepanjang 2022 mencapai 275.214 bph, naik dari tahun sebelumnya sebesar 226.431 bph.

“Jadi inovasi Pemerintah atau Pertamina untuk memangkas impor bensin harus didukung demi terwujudnya kemandirian energi, termasuk mencampur bensin dengan metanol,” ujar Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/2/2023).

Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, rencana Pertamina yang akan membutuhkan banyak pasokan metanol itu dipermudah oleh Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Cipta Kerja perihal Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba).

Dalam Perppu Cipta Kerja tersebut, Pemerintah memberikan insentif kepada perusahaan pertambangan batu bara yang mengembangkan peningkatan nilai tambah atau hilirisasi batu bara. Dan salah satu output dari hilirisasi batu bara itu adalah metanol.

“Ketika insentif untuk hilirisasi batu bara ini sukses membuahkan metanol yang berkualitas dalam volume maksimal, hal itu sangat membantu upaya Pertamina melakukan pencampuran bensin dan metanol,” papar Gus Falah.

Dan, lanjut Gus Falah, bagi perusahaan-perusahaan batu bara yang mengembangkan metanol, rencana Pertamina itu juga menjadi kabar baik. Sebab apabila rencana Pertamina itu terlaksana dengan baik, akan tersedia pasar atau demand bagi produk metanol mereka.

Gus Falah melanjutkan, yang terpenting perusahaan-perusahaan batu bara harus mengupayakan untuk memproduksi metanol. Apalagi sudah didukung oleh insentif dari Pemerintah melalui Perppu Cipta Kerja.

“Para pengusaha batu bara ini harus menciptakan keseimbangan, agar kita tak mengandalkan metanol impor. Dengan demikian, Pertamina bisa mengandalkan metanol murah, sehingga bensin yang dihasilkan dari pencampuran dengan metanol itu pun bisa lebih terkendali harganya,” ujar Anggota DPR Dapil Jatim X itu.