Forkopolman Kecam Pelarangan Ibadah di Binjai & Pekanbaru

Loading

Jakarta- Ketua Forum Koordinasi Politik dan Keamanan Negara (Forkopolman) Ferdinando Saferi mengecam pelarangan ibadah umat Kristen di Binjai, Sumatera Utara dan Pekanbaru, Riau.

Ferdinando menyatakan, dua peristiwa intoleransi itu menunjukkan upaya Negara memadamkan intoleransi masih belum membuahkan hasil signifikan.

“Peroalan sulitnya mendapatkan izin pendirian tempat ibadah, khususnya bagi warga minoritas, menjadi gambaran bahwa upaya negara melawan intoleransi masih menemui ‘jalan terjal’,” tegas Ferdinando dalam keterangan tertulis, Senin (22/5/2023).

Ferdinando melanjutkan, seluruh pemangku kepentingan seperti Pemerintah, parlemen, para politisi maupun partai-partai seharusnya bersinergi secara erat untuk menuntaskan intoleransi.

Repotnya, lanjut Ferdinando, ketika ada para pihak seperti partai atau politisi yang justru memainkan intoleransi dalam masyarakat sebagai alat untuk mencapai tujuan politik. Hal itu bisa semakin menghambat upaya memadamkan intoleransi.

“Seperti peristiwa di Binjai itu, ada keterlibatan tokoh partai tertentu disana, hal ini jelas menyulitkan upaya melawan intoleransi,” tegas Ferdinando.

Seperti diketahui, Cafe “Teman Ngopi” yang beralamat di Jalan S. Hasanuddin, Kelurahan Setia, Binjai digeruduk oleh puluhan warga baru-baru ini.

Warga menolak penggunaan lantai ll Rumah Toko (Ruko) Teman Ngopi tersebut sebagai tempat ibadah jemaat Gereja Mawar Sharon. Puluhan warga itu dipimpin oleh tokoh Partai Bulan Bintang (PBB) Binjai Yudi Ardiansyah dan Ustaz Alfan Daulay.

Pelarangan ibadah juga terjadi di Pekanbaru, Riau, yang menimpa jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Gihon Rukun Jaya. Jemaat dari GBI yang merupakan cabang dari GBI Rayon 12 Pekanbaru itu dihentikan paksa kegiatan ibadahnya oleh sekelompok warga intoleran.