Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, SIG memiliki target yang cukup ambisius untuk menurunkan emisi karbon sebesar 515 Kg CO2/ton cement equivalent pada tahun 2030, yang mendorong Perusahaan untuk terus berinovasi menciptakan terobosan-terobosan kreatif.
“Untuk mencapai target, SIG lakukan salah satunya dengan pemanfaatan kaliandra merah yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai energi alternatif ramah lingkungan berbasis biomassa, yang bersifat carbon neutral sehingga mampu menghasilkan jumlah emisi buang lebih rendah dari bahan bakar lainnya,” ujarnya, Kamis (25/5).
“Kaliandra merah (calliandra calothyrsus) tidak hanya memiliki tampilan yang cantik tetapi juga kaya akan manfaat. Sebab, tanaman asal Guatemala ini merupakan bahan baku terbaik wood pellet karena kayu kaliandra merah dapat menghasilkan kalori sebesar 4.700 kkl,” sambungnya.
Selain itu, lanjut Vita daunnya bagus untuk bahan pakan ternak karena mengandung 20-25 persen protein dan bunganya dapat dimanfaatkan sebagai bahan ladang ternak lebah. “Kaliandra merah juga bagus untuk kesuburan tanah dan dapat berfungsi sebagai penahan erosi,” tuturnya.
Menurutnya sejak Februari sampai April 2023, sebanyak 10.000 bibit kaliandra merah telah ditanam pada area reklamasi pabrik Tuban di lahan seluas 15,7 hektare. Penanaman kaliandra merah tersebut merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh SIG dalam upaya pemulihan dan penghijauan lahan pascatambang,
Sekaligus sebagai langkah untuk menyiapkan bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Hal ini karena emisi buangan CO2 dari wood pellet kaliandra 8 kali lebih rendah daripada bahan bakar gas, serta 10 kali lebih rendah daripada batu bara dan bahan bakar minyak.
“Kaliandra merah yang telah ditanam di area reklamasi pabrik Tuban, diharapkan sudah bisa dipanen pada tahun depan atau saat kaliandra merah telah berusia satu tahun. Dan di tahun pertama, panen hanya bisa dilakukan sebanyak satu kali. Sedangkan di tahun-tahun selanjutnya, panen bisa dilakukan per enam bulan atau dua kali dalam setahun,” imbaunya.
“Jika setiap pohon dapat menghasilkan sekitar 5 kg batang, maka total akan ada 50 ton batang yang akan didapatkan dalam sekali panen dan dapat dijadikan umpan pada pembakaran di tanur semen. Sementara daunnya yang tinggi protein dapat dijadikan pakan ternak di Ecopark Kambang Semi,” ungkapnya.
Penanaman Pohon Kaliandra Merah di Sumatra Barat, Vita menambahkan dilakukan oleh anak usaha SIG. Yaitu PT Semen Padang, selain di lahan reklamasi batu gamping, PT Semen Padang juga berkolaborasi dengan sejumlah stakeholders.
“Mulai dari pemerintah daerah, akademisi, hingga kelompok tani dan pelaku UMKM, selama periode Juli 2022 hingga April 2023, pohon Kaliandra yang ditanam mencapai 133.111 pohon dengan luasan lahan mencapai 13 hektare yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Terutama yang berada di sekitar kawasan Perhutanan Sosial,” tandasnya.
“Selaku inisiator dalam kolaborasinya dengan berbagai pihak, PT Semen Padang, bertindak sebagai penyedia bibit, penyedia mesin pencacah kayu kaliandra merah, dan pembeli hasil panen kaliandra merah.
Sementara pemerintah daerah bertindak selaku fasilitator dan mediator, serta akademisi sebagai periset dan pendamping teknis. Adapun kelompok tani dan pelaku UMKM sebagai pihak yang menanam, merawat, memanen, mencacah dan menjual hasil panen ke PT Semen Padang.
Hasil panen kayu kaliandra merah nantinya akan dimanfaatkan sebagai sumber energi ramah lingkungan di pabrik PT Semen Padang. Dengan skema ini diharapkan dapat menciptakan ekonomi sirkular yang mendatangkan banyak manfaat bagi banyak pihak,” pungkasnya. (Mor)