JAKARTA (Independensi.com) – Anak merupakan generasi penerus pemimpin bangsa. Keberadaan anak menjadi sangat penting mengingat jumlahnya yang sangat besar. Hasil Proyeksi Penduduk Interim 2020-2023 menunjukkan bahwa jumlah penduduk anak (usia 0-17 tahun) di Indonesia pada tahun 2021 adalah sebanyak 79.486.424 jiwa atau sebesar 29,15 persen dari jumlah penduduk total.
Karena itu, semua anak di Indonesia harus dipenuhi hak dasarnya, yaitu: Hak Kelangsungan Hidup; Hak Perlindungan; Hak Tumbuh Kembang; Hak Berpartisipasi. Hak tersebut juga harus dipenuhi tanpa pandang bulu, termasuk untuk anak-anak yang berurusan dengan hukum (ABH) yang menjalani pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).
Woro Srihastuti Sulistyaningrum selaku Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengatakan, anak-anak berurusan dengan hukum yang berada di LPKA harus dipenuhi semua haknya.
Menurut perempuan yang akrab disapa Lisa itu, semua anak-anak yang berada dalam LPKA harus terpenuhi hak-haknya, terlindungi supaya mereka tetap bisa tumbuh kembang secara optimal. Dia mengatakan, anak-anak merupakan potensi pembangunan ke depan terutama menjelang Indonesia Emas 2045.
“Kita harus punya SDM berkualitas. Artinya kita harus memastikan mereka menjadi SDM yang berkualitas berdaya saing, yang walaupun sementara berada di sini dititipkan di sini,” ujar Lisa saat mengunjungi LPKA Kelas II Jakarta, Ciganjur, Jagakarsa, pada Rabu (1/11/2023).
Menurut Lisa, anak-anak yang berada di LPKA harus bisa mengisi pembangunan ke depannya dan harus bisa berkontribusi dalam pembangunan. Dia berpesan supaya anak-anak bisa menggunakan waktu sementara dalam LPKA untuk belajar, merefleksikan diri dan mengembangkan diri lebih baik lagi.
“Manfaatkan waktu di sini supaya kita bisa bergerak lebih positif, lebih baik lagi, lebih maju lagi ke depannya karena Indonesia ada di tangan anak-anak semua. Kita harus mengawal upaya perlindungan kita pada anak-anak supaya nanti mereka siap pada gilirannya untuk mengisi tongkat estafet pembangunan kita,” ungkapnya.
Deputi Lisa juga menyemangati anak-anak penghuni LPKA supaga tetap semangat dan mengoptimalkan waktu sebaiknya untuk belajar dan mengembangkan diri dalam LPKA. Dia berharap anak-anak LPKA bisa sukses ke depannya setelah selesai dibina.
“Tetap semangat. Ini hanya tempat persinggahan sementara. Keluarga di luar sedang menunggu. Harus cepat keluar dan bisa menjadi manusia yang lebih baik ke depannya. Saya berharap supaya jangan keenakan di sini, yang penting kembangkan diri teman-teman semua untuk kemudian nanti siap masuk saat kembali ke masyarakat,” ujar Lisa.
Dalam kesempatan itu, Deputi Lisa juga menyempatkan berinteraksi langsung dengan anak-anak binaan. Di sana, dia juga disambut dengan kesenian musik dan rebana yang dibawakan oleh anak-anak. Kemudian, Lisa juga mengunjungi beberapa fasilitas pengembangan kemandirian dan keterampilan anak-anak, seperti fasilitas ruang sablon, ruang pembuatan roti, dan juga mengunjungi ruang kelas.
Di kesempatan itu juga diserahkan paket bantuan dari mitra pembangunan, yaitu: paket baju koko dan sarung sebanyak 120 paket dari Dompet Dhuafa; peralatan sanitasi sikat gigi, pasta gigi sabun mandi sebanyak 100 paket dari Save the Children; paket makanan sebanyak 100 paket dari Bank BRI.
Sebagai informasi, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) II Jakarta saat ini dihuni oleh 91 anak. Terdapat berbagai macam fasilitas yang lengkap untuk mendukung anak-anak, seperti ruang binaan, ruang kelas, kemudian sarana prasarana olahraga, sarana penyaluran kreativitas dan hobi. Pemenuhan kesehatan yang dilakukan LPKA juga sangat baik, terutama dengan makan rutin 3 kali sehari dengan gizi seimbang serta camilan sehat. Terdapat pula fasilitas poliklinik kesehatan untuk mereka yang sakit, juga sarana besuk yang nyaman dan fasilitas videocall bagi orang tua yang tidak bisa berkunjung.
Di LPKA II Jakarta, anak-anak yang menjalani pembinaan juga tetap didukung dalam memenuhi kebutuhannya dengan mendapatkan hak pendidikan kejar Paket A, B, dan C. Selain itu, pembinaan kemandirian keterampilan dilakukan dengan adanya kelas sablon, kelas menjahit, kelas tata boga pembuatan roti, keterampilan pertanian dan perikanan. Juga terdapat pembinaan kepribadian agar anak-anak saat keluar dari pembinaan menjadi insan yang lebih baik lagi.
Selain itu, LPKA II Jakarta juga melakukan kolaborasi dengan instansi lain, seperti mitra pembangunan organidais kemasyarakatan dalam melakukan pembinaan dan program-program untuk menjadikan anak-anak semakin lebih baik saat kembali ke tengah masyarakat.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala LPKA II Jakarta Ahmad Sobirin Soleh, Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Tonny nainggolan, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan Kemenko PMK Veronica Enda Wulandari, serta jajaran Kemenkumham dan LPKA II.