BEKASI (IndependensI.com)- Kasus covid-19 di Kota Bekasi, Jawa Barat, kini mulai muncul. Dinas Kesehatan Pemkot Bekasi mencatat penyebaran Covid-19 sebanyak 25 kasus per tanggal 1-11 Desember 2023. Terjadi kenaikan kasus dibandingkan November 2023 sebanyak 17 kasus.
Guna mengantisipasi, Pj Wali Kota Bekasi R Gani Muhamad menerbitkan surat edaran tentang ‘Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Lonjakan Kasus Covid-19’ dan Imbauan Pelaksanaan Penerapan Protokol Kesehatan Peningkatan Kewaspadaan Lonjakan Kasus Covid-19 Menjelang Natal Tahun 2023 dan Tahun Baru 2024 di Kota Bekasi.
Kemudian, Pemkot Bekasi terus melakukan sejumlah langkah mengantisipasi penyebaran Covid-19 seperti menginformasikan data peningkatan kasus Covid-19 kepada Puskesmas untuk dilakukan 3T.
Menginventarisir ketersediaan alat dan BHP pemeriksaan Covid-19 yang ada di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah, menginventarisir ketersediaan dan kebutuhan vaksin dan logistik pelayanan vaksinasi Covid-19, dan menyiapkan ruang isolasi di seluruh Rumah Sakit di Kota Bekasi.
Adapun upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19 adalah dengan Testing, Tracing dan Treatment (3T). Testing yaitu melakukan test COVID-19 dengan PCR dan atau RDT Antigen, Tracing adalah penemuan atau penelusuran kontak erat dari kasus konfirmasi COVID-19, sedangkan Treatment adalah perawatan pada pasien.
Vaksinasi Covid-19 juga merupakan hal yang terpenting dalam penanganan pandemi Covid-19 yang menyeluruh dan terpadu meliputi aspek pencegahan dengan penerapan protokol kesehatan yaitu menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan memakai masker (3M), vaksinasi Covid-19, dan 3T, demikian rilis Humas Pemkot Bekasi, Kamis (14/12/2023).
Berdasarkan data WHO per 22 November 2023, beberapa negara di antaranya Rusia, Italia, Singapura, Australia, dan Polandia melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19. Selain itu, Pemerintah Singapura melaporkan adanya lonjakan kasus COVID-19 lebih dari dua kali lipat yang didominasi oleh subvarian EG.5. Sub varian EG.5 merupakan turunan dari varian omicron dan masuk dalam kategori Variant of Interest (VOI).
Secara global, sub varian ini telah mendominasi seluruh regional WHO dan regional yang melaporkan peningkatan sub varian ini meliputi Regional Amerika, Eropa dan Pasifik Barat. Karakteristik dari sub varian ini dapat menyebabkan peningkatan kasus, menghindari dari kekebalan sehingga lebih mudah menginfeksi namun tidak ada perubahan tingkat keparahan.
Situasi COVID-19 di Indonesia juga menunjukkan adanya peningkatan tren kasus sejak minggu ke-41 (8-14 Oktober 2023). Peningkatan tren kasus ini tidak diikuti dengan peningkatan rawat inap dan kematian. Situasi tersebut selaras dengan karakteristik sub varian EG.5 yang saat ini sedang mendominasi di Indonesia.
Namun demikian, adanya mobilisasi masyarakat saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 dapat berpotensi terhadap lonjakan kasus COVID-19. Mempertimbangkan situasi tersebut, maka perlu melakukan peningkatan kewaspadaan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia. (jonder sihotang)