Pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA saat memberikan sambutan hasil quick count dan survei opini publik di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Denny JA Ungkap Signifikansi Quick Count dan Survei Opini Publik dalam Pilpres 2024: Akurat dan Mewakili Suara Rakyat

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Dalam sebuah pengungkapan yang menarik perhatian publik, Denny JA selaku pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI), menyoroti pentingnya quick count dan survei opini publik dalam Pilpres 2024. Dengan data yang terperinci dan teliti, Denny JA mengungkapkan bahwa hasil quick count dan survei opini publik tidak hanya memberikan gambaran akurat tentang preferensi pemilih, tetapi juga membawa suara rakyat dari Aceh hingga Papua ke dalam pusat kebijakan publik.

Menurut Denny JA, hasil quick count LSI Denny JA dibandingkan dengan hasil resmi KPU menunjukkan selisih yang sangat kecil, hanya sebesar 0,07%. Hal ini menegaskan bahwa dengan sampel yang relatif kecil, tetapi dipilih dengan metodologi yang ketat, suara 204 juta pemilih dapat diprediksi secara akurat. Bahkan, dengan hanya 1200 responden, quick count mampu merefleksikan hasil dari 823.220 TPS.

Lebih jauh lagi, Denny JA juga mengungkapkan bahwa survei opini publik yang dipublikasikan sebelum hari pencoblosan mencapai tingkat akurasi yang luar biasa. LSI Denny JA memprediksi dukungan Prabowo-Gibran dengan interval 58,3%, sedangkan hasil akhir KPU mencapai 58,58%, hanya berselisih 0,28%. Ini menunjukkan bahwa survei opini publik dapat dengan tepat merekam “the heart and the mind” masyarakat Indonesia.

Denny JA, yang dijuluki sebagai “the founding father profesi konsultan politik di Indonesia” dan “Man of Science dalam politik Indonesia”, menekankan bahwa teknologi dan perkembangan ilmu membuat kita dapat mengetahui suara rakyat dengan mudah, murah, dan yang paling penting, akurat. Suara rakyat, menurutnya, sepatutnya memberi warna pada kebijakan publik pemerintahan yang terpilih, karena survei opini publik dari lembaga yang kredibel sudah dapat merekam harapan, kekhawatiran, mimpi, dan keresahan mereka secara tepat.

Dengan demikian, partisipasi publik dalam proses demokrasi menjadi lebih bermakna, dan suara mereka dapat diwakili secara tepat, membawa Indonesia menuju tatanan politik yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan rakyat.