Pengunjung sedang melihat Sebanyak lukisan Denny JA yang dipamerkan di Mahakam Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Denny JA: Pelukis Pertama di Indonesia dengan Asisten Artificial Intelligence

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Sebanyak 188 lukisan Denny JA dipamerkan di Jakarta, menandai sebuah terobosan unik dalam dunia seni rupa Indonesia. Pameran ini menonjol karena tiga hal utama yang membuatnya berbeda dari pameran seni pada umumnya.Mengabadikan Momen Bersejarah

Pertama, lukisan-lukisan Denny JA tidak hanya menawarkan estetika, tetapi juga mengabadikan momen-momen penting dan bersejarah. Karya-karyanya merekam peristiwa besar seperti pemilihan presiden 2024, pandemi Covid-19, dan penderitaan anak-anak Palestina akibat serangan Israel. Lukisan-lukisan ini tidak hanya menjadi karya seni, tetapi juga dokumentasi visual dari zaman yang penuh dengan peristiwa monumental.

Seni yang Diciptakan dengan Teknologi Canggih

Kedua, yang membuat karya Denny JA sangat inovatif adalah penggunaan asisten bernama Artificial Intelligence dalam proses penciptaannya. Sejak 2022, Denny JA telah mempublikasikan karyanya dalam sebuah buku, menggunakan kombinasi dari lima aplikasi AI berbeda untuk menciptakan lukisan-lukisannya. Ini adalah langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh seniman manapun di Indonesia, menjadikan Denny JA sebagai pelukis pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi canggih ini dalam karyanya.

Pameran Permanen di Lokasi Unik

Ketiga, pameran ini diselenggarakan di lokasi yang tidak biasa untuk pameran seni, yakni di Mahakam 24 Residence, Jakarta. Berbeda dengan galeri atau museum tradisional, pameran ini bersifat permanen, menjadikan seluruh gedung enam lantai tersebut sebagai galeri tetap yang memamerkan 188 lukisan Denny JA. Manajer hotel, Firman Firdaus, menjelaskan bahwa pihaknya ingin memulai tradisi baru dengan menjadikan hotel mereka sebagai galeri seni untuk satu genre lukisan, dalam hal ini, lukisan artificial intelligence.

Tanggapan dari Para Tokoh Seni

Pameran ini juga mendapat respon positif dari beberapa tokoh seni ternama. Agus Dermawan T., seorang kritikus lukisan senior, berkomentar, “Jika Monet dan pelukis dunia lain melukis dengan pensil, kuas, dan pisau palet, Denny JA melukis dengan aplikasi Artificial Intelligence.”

Sementara itu, Wina Armada, kritikus seni dan film, menyatakan, “Langkah Denny JA menggunakan Artificial Intelligence adalah terobosan awal seni rupa Indonesia. Sejarah mencatat itu.”

Dwi Heryanto, Direktur Utama Perum Produksi Film Nasional (PFN), turut memuji inovasi Denny JA. “Denny JA adalah pelukis Indonesia yang pertama yang menggunakan asisten artificial intelligence,” ungkapnya.

Mahakam 24 Residence sebagai Galeri Seni

Keputusan Mahakam 24 Residence untuk menjadi galeri seni permanen tidaklah tanpa alasan. Firman Firdaus mengungkapkan bahwa pihaknya ingin memulai tradisi baru dan memberikan ruang untuk genre lukisan yang unik. “Memang hotel kami tidak mewah karena ia bukan hotel bintang lima. Memang hotel kami juga tidak lengkap fasilitas gelar lukisan karena ia bukan museum atau galeri. Tapi hotel kami bersiap menjadi galeri lukisan juga, khususnya satu genre saja, dalam hal ini, genre lukisan artificial intelligence,” jelas Firman.

Seluruh gedung tersebut, dengan enam lantai, dipenuhi oleh lukisan-lukisan Denny JA. Di setiap lantai, terdapat tema yang berbeda-beda. Di lantai paling atas, lantai tujuh, dipamerkan lukisan-lukisan dengan tema imajinasi anak-anak, seperti anak-anak yang bermain ayunan di bulan atau membayangkan diri mereka melayang di antara planet-planet.

Lantai di bawahnya menampilkan lukisan-lukisan dengan simbol telinga besar sebagai lambang mendengarkan, menampilkan tokoh-tokoh seperti Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, Bunda Teresa, dan Dalai Lama, yang dikenal sebagai pendengar yang baik.

Di lantai lainnya, Denny JA melukis ulang karya-karya pelukis dunia seperti Da Vinci, Michelangelo, Van Gogh, Pablo Picasso, Andy Warhol, Gustav Klimt, Frida Kahlo, dan Fernando Botero, serta pelukis Indonesia seperti Raden Saleh, Dede Eri Supria, dan Affandi.

Masa Depan Lukisan AI

Denny JA sendiri menyatakan bahwa kemampuan AI untuk melukis pada waktunya akan melampaui raksasa pelukis di zaman dulu. Namun, ia menekankan bahwa para kreator yang menggunakan AI akan selalu menjadi bagian yang lebih hebat dari proses penciptaan ini.

Dengan pameran ini, Denny JA tidak hanya memperkenalkan lukisan-lukisan yang unik dan inovatif, tetapi juga membuka jalan baru bagi seni rupa di Indonesia, memadukan teknologi dan kreativitas manusia dalam satu kesatuan yang harmonis.