DEPOK (IndependensI.com) – HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem imun tubuh manusia. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, maka akan mengarah pada AIDS. Menurut Kementerian Kesehatan pada tahun 2022, remaja termasuk kelompok resiko tinggi terpapar HIV, sekitar 9,5% kasus HIV terjadi pada usia 15–19 tahun, dan 17,7% usia 20–24 tahun.
Dari data yang diperoleh, maka perlunya edukasi dini HIV/ AIDS, sebagai salah satu strategi membentuk remaja sehat yang memiliki perilaku hidup sehat dan bertanggung jawab.
Menurut ketua pengabdi, Sri Yona, SKp, MN, PhD, remaja memiliki resiko terpapar HIV karena telah matangnya sistem reproduksi seksual, serta kurangnya infromasi yang adekuat akan terpapar akan infomasi yang HIV/AIDS serta pencegahan penularan HIV/ AIDS karena sudah dianggap matang secara reproduksi. Oleh karena itu, remaja menjadi sasaran utama pada kegiatan pengmas ini.
Pembawa materi berikunya, Prof. Dra. Elly Nurachmah menyampaikan bahwa pembentukan individu remaja sehat dan bertanggung jawab di SMA Yaspen Tugu Ibu 1 Depok, Rabu (17 Juli 2024), dapat dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai agama, taat beribadah, tidak melanggar norma agama, menghindari perilaku seks bebas, dan perilaku bertanggung jawab menjaga hubungan saling menghargai teman sebaya sesama jenis maupun lawan jenis, serta saling mendukung sesama teman ke arah positif. Salah satu bentuk dari respect each others pertemanan adalah menghindari bullying.
Bullying merupakan perilaku agresif baik fisik, verbal, sosial maupun cyberbullying secara berulang dan disengaja, yang dilakukan antar individu atau kelompok, dimana terjadi perbedaan kekuatan fisik, status sosial, atau aspek lainnya antara perundung dan korban.
Bullying berdampak negatif seperti cemas, depresi, rendah diri dan percobaan bunuh diri bagi korban, sedangkan bagi pelaku berdampak perasaan tidak aman, kurang empati, berperilaku agresif dan tidak fokus belajar. “Makin maraknya bullying di kalangan remaja, memerlukan urgensi edukasi anti bullying,” kata Ns. Tissa Aulia Putri, S.Kep dalam pemaparannya terkait stop bullying.
Beberapa orang siswa diberikan kesempatan untuk menggunakan perangkat virtual reality tentang cara meningkatkan dan mempertahankan kesehatan mental dengan melihat pemandangan alam, audio relaksasi dan teknik relaksasi nafas dalam.
Kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) ini dilakukan di SMA Yaspen Tugu Ibu 1 Depok, diikuti 155 siswa laki-laki dan 158 siswa perempuan, dengan rentang usia 14-16 tahun. Adapun narasumber berasal dari Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia, yaitu Prof. Dra. Elly Nurachmah, Sri Yona, S.Kp., M.N, PhD, dan Ns. Tissa Aulia Putri, S.Kep. Tim pengmas ini juga didukung oleh Prof Yati Afiyanti dan Dr. Sigit Mulyono, SKp, MN selaku dosen FIK UI, Ns. Anggri Noorana Zahra, S.Kep., MSc selaku mahasiswa S3 FIK, empat mahasiswa residensi, tujuh mahasiswa magister, dan delapan mahasiswa S1 reguler.
Dalam kegiatan ini, para siswa tampak antusias dan interaktif, salah satu siswa, Nayra menanyakan terkait tips dan trik membangun pertemanan sehat dikalangan remaja, bebas HIV dan perilaku bullying. Kemudian dipilih lima siswa sebagai peer educator remaja di SMA Yaspen Tugu Ibu 1 Depok, yang akan mengikuti program training di FIK UI. Outcome program training adalah terbentuknya peer educator remaja, yang nantinya akan menjadi role model bagi remaja lainnya disekolah.