Gerak News, Kupang- Calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema adalah tokoh yang konsisten membela para peternak babi NTT, dari ‘serangan’ Flu Babi Afrika (ASF). Hal itu tampak jelas ketika Ansy mengemban amanat sebagai Anggota Komisi IV DPR-RI.
Sejak kasus ASF menyerang ternak babi di NTT pada 2020, sebagai Anggota DPR-RI, Ansy tidak pernah berhenti berjuang agar Kementerian Pertanian (Kementan) lebih serius menangani virus ASF.
Bahkan, beberapa tahun lalu, saat rapat bersama dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kala itu Ansy menyampaikan serangan Virus ASF di NTT.
Walhasil, dua hari kemudian tim Kementan langsung turun ke NTT. Tim tersebut membawah diisinfektan, serum dan vitamin lalu kemudian disalurkan melalui Dinas Peternakan Provinsi NTT.
Upaya Ansy membentengi para peternak babi tak hanya itu. Pada Maret 2023, Ansy mengelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pencegahan dan Penaganan Virus ASF bagi para peternak babi di Kabupaten Kupang.
Bimtek dengan tema โPencegahan dan Penaganan penyakit ASF pada ternak babiโ itu adalah hasil kerja sama Ansy Lema dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
Pada bulan Mei 2023, Ansy pun mendorong Kementerian Pertanian untuk serius mengurus Vaksin ASF.
Kader PDI-Perjuangan itu mengungkapkan hingga saat ini keampuhan serum yang dikembangkan belum bisa mencapai angka di atas 80 persen, bahkan keampuhannya saat uji coba masih sekitar 40 persen.
Ansy menegaskan ketersediaan vaksin ASF sangat penting untuk segera diwujudkan. Ansy juga mendesak pemerintah untuk membantu para peternak babi yang merugi akibat ternaknya mati karena virus ini.
Kepedulian Ansy pada para peternak babi di NTT, tak terlepas dari pandangannya terhadap makna babi dalam kebudayaan NTT.
Ansy menegaskan, bagi masyarakat NTT, babi adalah identitas. Semua ritual dan kultural di NTT menggunakan babi.
Ansy pun meminta pemerintah untuk tidak pilih kasih dalam penanganan penyakit hewan ternak di Indonesia.