Sosialisasi manfaat Ramambu oleh Dr. Retno Lestari, M.Si di Desa Banyubiru, Pandeglang, Banten, 26 Juli 2024.
Sosialisasi manfaat Ramambu oleh Dr. Retno Lestari, M.Si di Desa Banyubiru, Pandeglang, Banten, 26 Juli 2024.

FMIPA UI Bantu Banyubiru Atasi Bau

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Mengubah limbah cangkang udang menjadi bentuk produktif, Tim Kepedulian Masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) bekerjasama dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Universitas Mathla’ul Anwar memperkenalkan produk Ramambu kepada masyarakat Desa Banyubiru, Pandeglang, Banten.

Ramambu merupakan produk berbahan dasar kitosan yang berfungsi sebagai antibau dan antibakteri yang dapat mencegah berbagai penyakit akibat bakteri pada peternakan. Bahan dasar kitosan pada produk ini dapat diperoleh dari proses pengolahan limbah crustacea melalui beberapa tahap, mulai dari pembersihan, demineralisasi, netralisasi, deasetilasi, hingga pengeringan.

Kegiatan pengabdian masyarakat Ramambu merupakan bagian dari rangkaian Program Diseminasi Teknologi dan Inovasi yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat tahun 2024 serta didukung oleh Yayasan Pandu Cendekia (YPC). Program pengabdian masyarakat Ramambu melibatkan kontribusi anggota tim dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dan Universitas Mathla’ul Anwar. Sejumlah 9 anggota tim yang diketuai oleh Dr. Retno Lestari, M.Si., mencakup 6 tenaga dosen dan 3 tenaga mahasiswa. Tenaga dosen yang terlibat meliputi Dr. Ratna Yuniati, M.Si., Drs. Erwin Nurdin, M.Si., Pipit Marianingsih, M.Si., Dr. Tuti Nuraini, S.Kp., M.Biomed., dan Eko Supriatno, M.Si., M.Pd.

Praktik pembuatan kitosan dari cangkang crustacea
Praktik pembuatan kitosan dari cangkang crustacea

Dilaksanakan pada hari Jumat, 26 Juli 2024, pengabdian masyarakat Ramambu tersusun atas beberapa kegiatan dalam satu rangkaian utama. Kegiatan diawali dengan penyuluhan seputar manfaat kitosan hingga pentingnya pengelolaan kesehatan dalam peternakan kepada masyarakat Desa Banyubiru.

Dr. Retno Lestari, M.Si., selaku ketua pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat mengedukasi masyarakat Desa Banyubiru terkait bahaya yang ditimbulkan oleh mikroba pada peternakan. “Bau tidak sedap yang terdapat pada peternakan dapat menjadi indikator keberadaan mikroba yang berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit tidak hanya pada hewan, namun juga pada manusia,” tegas Retno.

Kegiatan kedua dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan kitosan dengan diseminasi produk IPTEK. Pipit Marianingsih, M.Si. sebagai dosen anggota pelaksana turut memimpin proses pengolahan cangkang udang menjadi kitosan menggunakan teknologi inovasi pembuatan kitosan yang tersusun atas kompartemen boiler, tanur proses, kompor, selang silikon, dan penampung uap beracun. Pipit menjelaskan beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam membuat produk kitosan dari cangkang crustacea, yakni meliputi tahap pembersihan, demineralisasi, netralisasi, deasetilasi, hingga pengeringan.

Kedepannya, proses evaluasi dan monitoring akan dilakukan secara berkala untuk menunjang perkembangan bagi UMKM Ramambu di Pandeglang, Banten. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi masalah ketidaknyamanan dan penyakit yang bersumber dari sektor peternakan sekaligus meningkatkan produktivitas serta perekonomian masyarakat sembari mengolah limbah menjadi produk bernilai jual.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *