Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, dr Mukhibatul Khusna, integrasi layanan primer bertujuan untuk menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, dan sosial yang terintegrasi dari tahap lahir hingga dewasa, serta di usia lanjut.
“Kami berharap dengan sistem baru ini, masyarakat Gresik mendapatkan layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik yang mereka butuhkan,” ujarnya, Rabu (12/9).
Dengan integrasi layanan primer (ILP) ini, lanjut Khusna para pasien akan mendapatkan kualitas layanan yang semakin baik. Bahkan, untuk setiap tahap layanan kesehatannya akan di tingkatkan secara efisiensi dan efektif.
“ILP merupakan trasformasi baru pelayanan kesehatan di Indonesia, sebagai upaya untuk mengoordinasikan dan menyelaraskan berbagai layanan kesehatan primer. Yaitu memberikan layanan mulai dari ibu hamil, bayinya, remaja, dewasa hingga lansia,” tuturnya.
Ditambahkan Khusna, ILP menjadi bagian dari peningkatan layanan bagi masyarakat kelas bawah. Karena, di mulai dari posyandu hingga puskesmas untuk fase pencegahan penyakit sampai dengan pengobatan berkelanjutan.
“ILP ini nanti akan bisa terintegrasi dengan UHC, oleh karena itu dukungan legislatif sangat dibutuhkan untuk memakaikan program ini. Terutama dalam mengawal anggaran yang akan digunakan,” tegasnya.
Integrasi ini memiliki beberapa fokus, untuk menyelaraskan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus kehidupan masyarakat. Sehingga layanan kesehatan yang dilakukan bisa menjangkau semua wilayah,” imbaunya.
Senentara Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyambut baik ILP, sebab saat ini banyak problem pelayanan kesehatan yang dikeluhkan masyarakat. Diantaranya insentif kader kesehatan yang sangat kecil hingga persoalan lahan yang ditempati Pustu (Puskesmas Bantu).
“Kami sadari persoalan di lingkungan lembaga kesehatan masih kompleks, sehingga layanan yang dilakukan masih belum bisa maksimal. Namun demikian tenaga kesehatan juga tidak boleh asal-asalan dalam melaksanakan kewajibannya,” kata Gus Yani sapaan Bupati Gresik.
Ia meminta kepada pemangku kesehatan, untuk menyiapkan perangkat pendukung yang tepat. Sehingga apa yang dicanangkan pemerintah pusat melalui ILP salah satunya bisa terwujud dengan baik.
“Harus kita akui bahwa banyak orang-orang Indonesia yang berobat ke luar negeri. Seperti ke Singapura, karena layanan kesehatannya sangat bagus, ditopang SDM yang mumpuni serta memanfaatkan tehnologi sebagai penunjang layanan,” ungkapnya.
“Tentu persoalan yang terjadi selama ini, akan menjadi evaluasi kita Pemkab Gresik melalui Dinkes agar layanan kesehatan bagi masyarakat bisa semakin baik kedepan,” pungkasnya.
Terpisah Ketua PWI Gresik Deni Ali Setiyono mengapresiasi kegiatan yang bersifat edukasi kepada masyarakat. Apalagi, banyak yang belum tahu tata cara untuk memperoleh layanan kesehatan.
“Kami harap kegiatan seperti ini bisa berlangsung dengan kontinyu, agar masyarakat yang tidak paham bisa menjadi mengerti. Apa yang harus mereka lakukan untuk bisa menerima layanan kesehatan yang baik,” pungkasnya. (Mor)