JAKARTA, Teritorial.com – Gelaran Indo Defence 2025 Expo & Forum yang berlangsung pada 11–14 Juni 2025 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, kembali menegaskan posisi Indonesia sebagai episentrum kolaborasi pertahanan global. Dengan diikuti oleh 1.180 perusahaan dari 55 negara, ajang ini menjadi wadah strategis bagi industri pertahanan dalam dan luar negeri untuk menjalin kerja sama konkret.
Salah satu kolaborasi menonjol datang dari Hariff Defense, produsen sistem manajemen pertempuran Battlefield Management System (BMS) CY-16H asal Indonesia. Perusahaan ini resmi menggandeng perusahaan asal Turki, BMC, dalam proyek pengadaan Multipurpose Armoured Vehicle (MPAV) yang merupakan hasil kerja sama antara PT Indonesian Defense and Security Technologies (IDST) dan BMC.

“Kerja sama ini adalah bentuk kontribusi kami dalam membangun ekosistem pertahanan yang lebih tangguh dan adaptif, serta menunjukkan bahwa produk dalam negeri memiliki kapabilitas dan nilai saing tinggi,” ujar President Director Hariff Defense, Adi Nugroho, seperti dikutip dari Antara, Rabu (11/6/2025).
Adi menambahkan bahwa kolaborasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat posisi industri pertahanan nasional. Menurutnya, keberhasilan menggandeng mitra global menegaskan kemampuan Indonesia dalam menghasilkan produk pertahanan berstandar internasional.
BMS CY-16H sendiri merupakan teknologi digital yang memungkinkan pemantauan perencanaan dan dinamika operasi secara real-time melalui tampilan taktis. Sistem ini telah terintegrasi pada sejumlah kendaraan tempur TNI AD seperti Leopard, Medium Tank Pindad, Anoa, hingga Pandu.

Pameran Indo Defence 2025 yang dibuka langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada hari pertama, turut mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, didampingi Wakil Menhan Donny Ermawan Taufanto, telah memastikan kesiapan teknis dan infrastruktur pameran melalui peninjauan langsung pada Senin (9/6/2025).
“Kita perlu memastikan segala sesuatunya berjalan dengan lancar dan optimal, tanpa ada yang terlewat. Tampilkan yang terbaik,” tegas Sjafrie.

Pameran tahun ini tidak hanya menampilkan alutsista darat, laut, dan udara, tetapi juga teknologi pertahanan siber mutakhir. Negara-negara mitra strategis Indonesia seperti Amerika Serikat, Turki, Korea Selatan, Prancis, dan Rusia turut ambil bagian dalam menampilkan inovasi militernya, membuka peluang sinergi baru dalam bidang pertahanan.
Dengan besarnya antusiasme peserta dan banyaknya kontrak strategis yang terjalin, Indo Defence 2025 sekali lagi menegaskan posisi Indonesia sebagai pusat gravitasi industri pertahanan kawasan, sekaligus memperkuat kemandirian dan daya saing industri pertahanan nasional di kancah global.