JAKARTA (Independensi.com) – Mengawali Program “Ramadhan Lebih Berkah Bersama Palestina” tahun 1442 H ini, Adara Relief Internasional (Adara) menyalurkan bantuan dari Sahabat Adara untuk anak-anak yatim dan keluarga Palestina di pengungsian Burj al Barajinah, Libanon, Selasa (13/4). Pemberian bantuan dilakukan langsung oleh Ketua Adara Relief International, Sri Vira Chandra dan Ketua Divisi Penyaluran, Bidang Penyaluran dan Jaringan Strategis.
Sebelum mengunjungi lokasi pengungsian tersebut, Sri Vira Chandra dan Eva Muzlipah melakukan serangkaian kunjungan persaudaraan ke lembaga-lembaga kemanusiaan mitra Adara yang bermarkas di Istanbul dan Libanon. Kunjungan dimaksudkan untuk mempererat hubungan dan mengenal satu sama lain lebih dekat sehingga kerja sama di masa yang akan datang dapat dilakukan lebih baik lagi.
Pengungsian Burj al Barajinah, Libanon berdiri tahun 1948, sejak peristiwa Nakbah yang menyebabkan terusirnya lebih dari 750.000 bangsa Palestina. Di tengah kondisi dengan segala keterbatasan, sejumlah 16.000 pengungsi yang berasal dari kota Al Jalil, Palestina Utara saat ini hidup memprihatinkan. Pemerintah setempat tidak memberikan bantuan kepada mereka. Akses kehidupan dan penghidupan pun dibatasi.
Sejumlah 80 profesi tidak diperkenankan dilakukan oleh mereka yang berstatus pengungsi selama lebih dari 70 tahu. Pekerjaan yang memungkinkan bagi mereka untuk melanjutkan kehidupan hanyalah buruh kasar dengan upah yang sangat minim. Fasilitas kehidupan yang didapat pun amat terbatas.
Sri Vira menceritakan, ”Kami menyaksikan bangunan-bangunan berdiri padat menyebabkan minimnya akses udara. Nampak juga kabel aliran listrik dan air saling bertumpuk dan seringkali memakan korban hingga lima orang per tahun akibat sengatan listrik.”
Dalam kunjungan persaudaraan, Adara diterima dengan hangat oleh lebih dari 10 lembaga mitra penyaluran Adara yang berada di Istanbul, seperti Burak Association for Holy Places Definition & Culture, Nisaul Aksa, dan lainnya. Adara juga juga diterima dengan baik oleh 7 lembaga mitra penyaluran di Libanon, seperti Takaful for Child Welfare, Jeel Sustainable Development, dan lainnya.
“Kami bersyukur, kunjungan-kunjungan ini menghasilkan saling pengertian yang kuat sehingga turut meneguhkan kerja sama di masa depan untuk membantu krisis kemanusiaan, khususnya bagi perempuan dan anak Palestina,” tandas Sri Vira dalam laporan hasil kunjungannya di hadapan seluruh pengurus Adara.
Kesempatan memberikan bantuan langsung ini, bagi Adara, merupakan momen spesial yang memberikan pengalaman spiritual begitu mendalam. Palestina boleh jadi merupakan sebuah negeri yang jauh dari Indonesia, namun sebenarnya ada ikatan-ikatan kuat yang mendekatkan keduanya. “Bagi saya, menyalurkan langsung bantuan yang diamanahkan oleh Sahabat Adara merupakan pengalaman tersendiri yang dapat memperkuat dan mengasah jiwa kemanusiaan kita,” tutur Eva Muzlipah.
Kehidupan kita akan menjadi lebih berarti saat kita bisa lebih berarti bagi orang lain. Terlebih pada sebuah bangsa yang telah direnggut hak-hak dasarnya sebagai manusia. Sebuah bangsa yang tetap berdiri teguh dan bertahan bukan sekedar demi tanah airnya. Demi sebuah keadilan atas kehidupan orang lain yang dibiarkan terzalimi dan juga demi menjaga kehormatan kesucian Baitul Maqdis yang diyakini merupakan tanggung jawab Umat Islam di seluruh dunia.
“Bantuan Sahabat Adara telah disalurkan, namun kebutuhan mereka untuk bertahan sebagai sebuah bangsa yang menyuarakan keadilan masih membutuhkan bantuan kita,” tutupnya.