JAKARTA (Independensi.com) – Investor Blok Masela telah menyabotase Blok Masela, karena mereka membiarkan tanpa perkembangan apapun sejak Presiden Joko Widodo memindahkan pengembangan kilang dari laut ke darat. Hal ini telah tentu membawa dampak serius bagi negara.
“Mereka mungkin saja kecewa karena Presiden memindahkan ke darat, tetapi itu juga perintah pasal 33 UUD 1945 dan yang terbaik bagi orang Maluku dan sekitarnya. Bagi saya, mereka telah menyandera proyek strategis nasional seperti Blok Masela. Kalau mereka sengaja mengulur waktu untuk menanti pergantian presiden dan kembali ke laut, saya kira mereka keliru karena akan berhadapan dengan rakyat,” kata Tokoh Maluku yang juga Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina di Jakarta, Minggu (4/9/2022), ketika ditanyai mengenai keinginan Presiden Jokowi untuk segera mendorong realisasi Blok Masela.
Menurut Engelina, sebenarnya kalau saja dimulai sesuai jadwal semula, maka gas Blok Masela menemukan momentum ketika dunia kekurangan gas akibat perang Rusia-Ukraina. Hal ini mungkin akan terus berlanjut beberapa waktu ke depan. Dia menambahlan, belum lama ini, sempat menonton pertemuan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan PM Kanada Justin Trudeau.
Jerman sedang berusaha mencari solusi energi berbasis gas jangka pendek dan mengeksplorasi opsi jangka panjang. Kanselir Jerman juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai kekurangan gas pada musim dingin. Namun, PM Kanada siap memberikan bantuan dengan menerobos kebijakan ekspornya.
Hal ini, kata Engelina, merupakan contoh betapa gas sangat dibutuhkan di Eropa saat ini. Jadi, kalau Blok Masela dimulai beberapa tahun lalu, mungkin saja saat ini sudah beroperasi dan memperoleh momentum dengan harga yang bagus. “Jadi, kalau pengelola Blok Masela mengulur waktu sampai kapan mereka seperti itu? Sangat mengecewakan, karena mereka mau menguasai tetapi tidak mau mengerjakan. Ini kan menyadera atau sabotase kan” jelas Engelina yang juga penggerak utama untuk memindahkan kilang ke darat.
Engelina mengatakan, investor bisa saja mencari berbagai macam alasan, tetapi yang pasti proyek Blok Masela tidak ada kemajuan yang berarti. Semestinya kalau ada kesulitan keuangan seperti yang disebutkan, sejak lama tidak coba-coba mengambil pekerjaan di Blok Masela. “Yang terjadi, mereka sudah menguasai Blok Masela, lantas mengatakan kesulitan keuangan. Ini bagaimana? Jujur saja, saya lihat mereka itu mau mempermainkan kita, karena tidak mengikuti keinginan mereka untuk membangun kilang terapung,” tegasnya.
Engelina menegaskan, kilang terapung itu hanya menguntungkan investor dan sama sekali tidak memikirkan masyarakat lokal sebagai pemilik sah Blok Masela. Untuk itu, katanya, sangat wajar kalau Presiden memindahkan pembangunan kilang ke darat, agar ada multiplier effect untuk masyarakat sekitar. “Sumber gas itu ada di Maluku, sehingga sangat wajar kalau orang Maluku menikmati kekayaan alamnya,” tegas Engelina.
Engelina mengatakan, untuk mengatasi kebuntuan di Blok Masela, pemerintah perlu mencari alternatif lain, sehingga bisa membiayai proyek Blok Masela. Sebab, kalau mengandalkan investor, maka hasilnya akan seperti saat ini, karena investor seenaknya bisa menyampaikan alasan apapun.
Namun, dia memgikuti keterangan Menko Perekonomian pada akhir Agutsus 2022, seusai sidang kabinet mengenai upaya pemerintah untuk mencari pembiayaan alternatif, dimana Pemerintah mempertimbangkan Indonesia Investment Authority (INA) untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan Blok Masela.
“Hal seperti ini, perlu menjadi pelajaran bagi kita semua. Kita membutuhkan perusahaan negara, yang benar-benar mampu menangani proyek strategis seperti ini. Jangan sampai persoalan strategis diserahkan kepada swasta, karena itu mempertaruhkan kepentingan rakyat banyak,” jelas Engelina.
Mengenai kunjungan Presiden Jokowi ke Tanimbar, Engelina mengatakan, semoga kunjungan itu membawa manfaat, terutama mengenai kelanjutan proyek Blok Masela. “Jadi, yang paling baik, kita tunggu dulu apa langkah selanjutnya setelah kunjungan ke Tanimbar. Kita ingin Presiden dan jajarannya mendorong realisasi Blok Masela sehingga bisa segera beroperasi,” katanya. (*)