JAKARTA (IndependensI.com) – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meminta jangan sampai ada cabang olahraga yang tidak memiliki target di Asian Games 2018 menyusul keputusan verifikasi kementerian yang memangkas anggaran pemusatan latihan nasional (pelatnas).
“Semua cabang olahraga harus memiliki target di Asian Games 2018 meski kita mengetahui verifikasi Kemenpora memutuskan pemangkasan anggaran pelatnas,” kata Sekretaris Jenderal Kemenpora Gatot S Dewa Broto seperti dikutip Antara, Rabu (3/1). Atas keputusan verifikasi Kemenpora itu sendiri, dikabarkan sejumlah pengurus cabang olahraga melayangkan protes.
Gatot sendiri mengatakan sesuai Peraturan Presiden (Perpres) 95 tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Atlet, disebutkan bahwa anggaran bisa berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau pun di luar itu. “Anggaran bisa dari sponsor. Jika memang dibutuhkan, kami akan memfasilitasi antara cabor dan sponsor,” ujar Gatot.
Seperti diketahui, faktor utama pemotongan tersebut adalah terkait potensi atlet yang tergabung dalam pelatnas suatu cabang olahraga apakah ia termasuk atlet yang berpeluang besar mendulang emas atau tidak.
Ketua Tim Verifikasi Kemenpora Adhi Purnomo menjelaskan ada beberapa cabang olahraga yang memang tidak cocok dengan pemotongan kuota atlet yang diajukan, salah satunya adalah bridge yang dipotong menjadi 12 atlet dari 32 atlet. “Bridge mengajukan ingin memberi ‘try out’ dan ‘training camp’ untuk atlet diluar nonunggulan. Seharusnya kan yang berpotensi emas saja dan jika nanti nonunggulan juara akan diganti juga,” ujar Adhi.
Bridge, kata Adhi, mengancam tidak bermain sesuai target Asian Games. Dia sendiri menegaskan hal ini akan dibahas kembali dengan jajaran Deputi IV Kemenpora. Adapun alasan Kemenpora tidak bisa memenuhi nominal yang diajukan oleh pengurus cabor, antara lain karena memang anggaran yang ada hanya sekitar Rp600 miliar. Sebenarnya, pemerintah memiliki dana kurang lebih Rp735 miliar, tapi sekitar Rp100 miliar dialokasikan untuk Komite Paralimpiade Nasional (NPC) yang harus menyiapkan atlet untuk Asian Para Games 2018.
Dari catatan yang dipegang Gatot, memang rata-rata dari pengajuan 40 pengurus cabor, pemangkasan anggaran mencapai lebih dari 50 persen. Ada yang lebih dari 50 persen, namun itu pun pengajuannya hanya sekitar Rp3 miliar. Sementara yang paling tinggi disetujui oleh Kemenpora hanya kurang lebih Rp12 miliar dari pengajuan sekitar Rp30 miliar. Gatot menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa pukul rata dalam memberikan anggaran mengingat tolak ukurnya adalah nomor pertandingan, bukan per cabor.