Reaksi muncul dari Gus Latif, sebab suara yang di peroleh PPP secara nasional pada Pemilu 2024. Tidak mampu memenuhi ambang batas parlemen, yakni minimal 4 persen sesuai pasal 414 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
“Saya masih mengingat bagaimana proses pencopotan saya, sebagai Ketua DPC PPP Ponorogo adalah sebuah itikad tidak dewasa dan keputusan yang tergesa-gesa tanpa ada upaya tabayyun dari DPP,” katanya, Kamis (21/3).
“Saya dicopot oleh keinginan dan niatan jahat orang-orang yang secara mufakat menghasut banyak orang NU Ponorogo, hingga menghasut pengurus ditingkatkan nasional agar menghentikan karir politik saya,” sambungnya.
Gus Latif mengaku pencopotan dirinya dari kursi Ketua DPC PPP Ponorogo, dipengaruhi oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Anggota DPRD Ponorogo Cipto yang secara masif melakukan fitnah terhadap dirinya.
“Akibat kebencian Sugiri terhadap milenial muda seperti saya, Sugiri pernah membuat kebijakan jalan one way didepan rumah ibu saya dan tanpa ada kesepakatan dengan warga. Bahkan, Sugiri terus metreatment orang-orang yang ingin berkarir di politik lebih tinggi itu di treatment secara tidak bagus.
Sedangkan, Cipto ini tidak mau ada anak muda yang menyaingi karirnya di PPP khususnya. Padahal PPP adalah pertai terbuka untuk siapa saja s bisa jadi berkarir politik untuk bisa menjadi anggota DPRD,” ungkapnya.
Gus Latif menambahkan, selama menjadi Ketua DPC PPP Ponorogo dirinya secara nyata telah memberikan nafkah ke partai. Mulai, memperbaiki gedung Kantor DPC, membentuk pengurus baru hingga tingkat kecamatan serta meloloskan verifikasi kepersertaan Pemilu 2024.
“Apa yang saya lakukan saat itu, tidak mudah dan penuh perjuangan hingga harus rela untuk mengeluarkan biaya sendiri yang jumlahnya tidak sedikit. Namun, malah perjuangan saya di balas dengan pencopotan secara sepihak,” tuturnya.
Menurut Gus Latif, akibat tindakan pencopotan sepihak itu secara jelas telah menimbulkan dampak tidak berjalannya roda estafet kepemimpinan khususnya di Ponorogo. Sehingga, suara yang di peroleh berakumulasi secara nasional.
“Saya bersyukur sekaligus sedih, dengan tidak lolosnya PPP ke kancah nasional. Ketidak lolos ini, biarlah menjadi pembuka tabir ketidakbecusan pengurus secara nasional dalam mengakomodir orang-orang baik yang rela memberikan harta waktu, tenaga dan koneksinya untuk membesarkan partai seperti saya,” ungkapnya.
“Kami sebagai generasi millenial ini, sebenernya ingin terus menjadi bagian dari partai politik yang bisa bersinergi untuk kemajuan pembangunan khususnya di Ponorogo,” tegasnya.
Untuk itu, lanjut Gus Latif dirinya selaku Ketua DPC Relawan MC Kabupaten ponorogo akan terus memberikan edukasi yang keberlanjutan kepada generasi milenial agar bijak dalam berpolitik.
“Saya berkeinginan generasi kedepan bisa berpolitik secara dewasa dan modern, sehingga roda pemerintahan nantinya mampu berjalan sebagaimana mestinya” tukasnya.
“Menghadapi Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) 2024, saya bersama sama relawan MC akan menggerakkan edukasi kepada masyarkat agar lebih cerdas dalam mengambil keputusan atau memilih. Sehingga pemimpin baru Ponorogo kedepan, orang yang baik tidak mengobrak-abrik tatanan secara serampangan,” pungkas Gus Latif Amru. (Mor)