Foto : Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Iswandi Imran (tengah) menyampaikan materi tentang Keandalan Semen Ramah Lingkungan dalam Mendukung Tercapainya Kualitas Hasil Pekerjaan Konstruksi pada Workshop Pembahasan Optimalisasi Penggunaan Semen Ramah Lingkungan

Dukung Upaya Kementerian PUPR, SIG Kembangkan Semen Hijau Untuk Percepat Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

Loading

JAKARTA (independensi.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terus memperkuat komitmennya untuk menjalankan pembangunan infrastruktur berkelanjutan dengan mendorong optimalisasi penggunaan semen ramah lingkungan dalam pembangunan infrastruktur.

Hal itu disampaikan Plt. Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi, Kemen PUPR Dicki Rinaldi dalam workshop bertema Optimalisasi Penggunaan Semen Ramah Lingkungan yang didukung oleh Asosiasi Semen Indonesia (ASI).

“Kita harus memastikan pembangunan infrastruktur yang kita lakukan memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kapasitas daya dukung lingkungan,” katanya, Selasa (22/10).

Ia menambahkan bahwa penggunaan penggunaan material ramah lingkungan, khususnya Non Ordinary Portland Cement atau semen Non-OPC. Memiliki keunggulan dari sisi teknis, ekonomi, dan lingkungan, harus dioptimalkan dalam setiap proyek pembangunan di bawah Kementerian PUPR.

“Dalam upaya mendukung hal ini, Kementerian PUPR telah mengeluarkan berbagai regulasi, seperti Surat Edaran Menteri PUPR No. 07/2016 tentang Pedoman Tata Cara Penentuan Campuran Beton Normal dan Instruksi Menteri PUPR No. 04/IN/M/2020 tentang Penggunaan Semen Non OPC dalam pekerjaan konstruksi,” ungkapnya.

Selain itu, Kementerian PUPR juga berupaya untuk menyesuaikan persyaratan spesifikasi teknis untuk masing-masing jenis bangunan konstruksi, baik di bidang jalan dan jembatan, sumber daya air maupun permukiman dan perumahan,” sambungnya.

Kegiatan ini lanjut Dicki diharapkan menjadi media penyampaian informasi, khususnya kepada para Konsultan perancangan mengenai keunggulan teknis semen Non-OPC dan sifatnya yang ramah lingkungan.

Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Iswandi Imran menyampaikan bahwa pengembangan semen ramah lingkungan Non-OPC di Indonesia sudah cukup baik. Bahkan kini telah terdapat beragam tipe semen ramah lingkungan, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan, seperti low heat, high durablity, high performance, high strength, dan lainnya.

“Standar dan regulasi semen ramah lingkungan di Indonesia juga sudah lengkap, baik dari sisi SNI materialnya, maupun juga SNI untuk desainnya. Ini sudah terakomodasi semua. Bahkan tadi juga disampaikan oleh bapak-bapak dan ibu dari PUPR, spesifikasinya pun sudah mengadopsi hal-hal tadi. Sehingga tinggal bagaimana kita secara konsisten menerapkannya di konstruksi yang kita tangani,” tuturnya.

Sementara, Ketua ASI, Lilik Unggul Raharjo menjelaskan bahwa semen Non-OPC memiliki banyak keunggulan, seperti emisi karbon yang lebih rendah dan meminimalisir penggunaan sumber daya alam. Selain itu, semen Non-OPC juga berfokus pada kualitas dan keberlanjutan konstruksi, termasuk di antaranya kekuatan dan daya tahan.

Semen Non-OPC juga telah digunakan di berbagai mega proyek di Indonesia, seperti Jembatan Suramadu, Jalan Tol Bali Mandara, Pelabuhan Patimban, dan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

“Total kapasitas semen Non-OPC di Indonesia, mencapai sekitar 93 juta ton. Supply mapping-nya mulai dari ujung Sumatra hingga Papua semua sudah memproduksi PCC (Portland Composite Cement),” ujarnya.

“Kemudian beberapa pabrik anggota ASI seperti pabrik SIG yang ada di Narogong sudah memproduksi full Non-OPC, seperti PCC, PPC (Portland Pozolan Cement), slag, kemudian juga hidraulis. Demikian pula pabrik di Tuban dan Tonasa. Anggota asosiasi yang lain juga ada yang sudah melakukannya,” tegasnya.

Terpisah, Direktur Utama SIG, Donny Arsal menyambut positif upaya Kementerian PUPR untuk optimalisasi penggunaan semen ramah lingkungan dalam pekerjaan konstruksi. Apalagi sebagai market leader di industri semen tanah air, SIG memiliki beragam inovasi produk semen hijau yang rendah karbon sebagai bentuk tanggung jawab dan kontribusi Perusahaan dalam mewujudkan konstruksi berkelanjutan di Indonesia.

“Semen hijau SIG.adalah solusi terbaik untuk konstruksi ramah lingkungan yang rendah karbon dan bisa menjadi pilihan utama bagi pemerintah, serta pengembang properti untuk meningkatkan keunggulan dan daya saing. Dengan jaringan operasional yang ekstensif, SIG siap mendukung pembangunan hingga wilayah terpencil di seluruh wiilayah Indonesia,” imbaunya.

Donny menjelaskan, SIG tidak berpuas diri dan tidak berhenti pada inovasi semen hijau. Sebab sebagai bagian dari perjalanan transformasi perusahaan, SIG menghadirkan produk precise interlock brick untuk solusi pembangunan rumah yang efektif, efisien, serta ramah gempa. Selain itu, penggunaan precise interlock brick juga membuat durasi konstruksi lebih cepat, dan tampilan yang modern.

”Produk precise interlock brick telah diaplikasikan pada contoh hunian tapak ramah lingkungan tipe 36 di IKN (Ibu Kota Nusantara) yang dibangun dalam waktu 15 hari. Inovasi ini diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat, guna mengatasi backlog perumahan di Indonesia,” tandasnya. (Mor)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *